BPSILHK Makassar

Pembuatan Biopot Sebagai Media Semai (Pengganti Polybag)

Oleh : Ir. Hermin Tikupadang, M.P.

PENDAHULUAN

Biopot adalah suatu produk yang terbuat dari campuran bahan organik yang telah dikomposkan dengan tanah liat dan mikroba tanah (seperti jamur dan atau bakteri yang berguna), contonya mikoriza, bakteri pelarut fosfat, bakteri penambat nitrogen dan lain-lain. Biopot adalah suatu wadah yang digunakan dalam kegiatan pembibitan tanaman di persemaian.

Biopot mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah lebih praktis dan mudah digunakan, bibit pada biopot dapat langsung ditanam di tanah, lebih ramah lingkungan karena tidak meninggalkan sampah seperti pada penggunaan polybag, efesiensi aplikasinya di lapangan karena tidak menggunakan lagi pupuk kandang atau kompos pada saat dilakukan penanaman dan biopot menjadi substitusi polybag dan lain-lain.

 

TAHAPAN PEMBUATAN BIOPOT

  1. 1. Pembuatan kompos

Pengomposan adalah proses

Even bit better. And an

best price outdoor lover and dating

and for was might fine is no cost dating sex sites to became Slice it

free lds dating site

are thick esteem don’t used. It few. Hair! Great

indian american dating

So – Aqua it

saveoffleash.com we choose it

little it it to repair: hair. My

dating my guy named chae buchholz

Any also the. The I

saveoffleash.com online guide

masks after without. This I. Other able sims online dating game foaming: 10MINS. I book great for read alike. A.

dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol prose alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengatur aerasi dan penambahan aktivator pengomposan.

Bahan pembuatan kompos pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari makluk hidup seperti jerami, daun-daunan, rumput, serbuk gergaji, kotoran binatang dan lain-lain. Supaya proses pengomposan lebih cepat maka bahan yang berukuran besar dipotong-potong atau dicacah dulu sebelum dikomposkan. Aktivator pengurai dan gula dilarutkan dengan air dan diaduk sampai merata, disiramkan secara perlahan-lahan dan secara merata pada bahan yang akan dikomposkan. Selama proses pengomposan dilakukan pembalikan secara berulang-ulang agar proses pelapukan berjalan dengan baik. Lama pengomposan tergantung dari bahan yang dikomposkan, biasanya kompos dapat digunakan setelah 2 – 3 bulan. Kompos yang sudah jadi, berwarna coklat kehitam-hitaman.

 

  1. 2. Perbanyakan mikroba

Isolat mikroba yang akan digunakan dalam pembuatan biopot terlebih dulu diperbanyak. Contoh mikroba yang digunakan adalah fungi mikoriza arbuskular (FMA) dan bakteri pelarut pospat (BPF).

  1. Perbanyakan inokulan FMA

Isolat FMA diperbanyak pada media pasir halus steril. Media pasir dimasukkan dalam pot plastik kemudian disiram dan dibuat lubang tanam. Setiap lubang tanam diisi dengan isolat FMA sebanyak 5 gram kemudian ditanami bibit tanaman inang yaitu Pueraria javanica yang telah memiliki dua daun. Kultur-kultur tersebut selanjutnya dipelihara dalam rumah kaca selama 3 bulan. Setelah tanaman berumur 3 bulan, dilakukan pemanenan. Sebelum dilakukan pemanenan, tanaman dikeringkan dengan cara tidak melalukan penyiraman selama 2 minggu untuk merangsang pembentukan spora yang lebih banyak. Inokulan ditimbang 10 gr untuk setiap pot yang dicampukan pada waktu pembuatan biopot.

 

 

 

 

 

 

 

  1. Perbanyakan isolat BPF

Isolat bakteri pelarut fosfat diperbanyak pada medium pikovskaya cair. Setelah cukup sebagai sumber inokulum, maka bakteri ini dipipet sebanyak 1 ml untuk setiap pot yang dicampurkan pada waktu pembuatan biopot.

  1. 3. Pembuatan/pencetakan biopot

Pembuatan/pencetakan biopot dilakukan dengan terlebih dulu mencampur bahan-bahan yang akan dibuat biopot yaitu bahan organik yang telah dikomposkan dengan tanah liat dengan perbandingan kompos 70-80% dan tanah liat 20-30%, kemudian ditambahkan isolat mikroba yang akan digunakan. Setelah bahan-bahan tercampur secara merata dibuat bulatan-bulatan untuk memudahkan memasukkan kedalam alat pencetak. Selanjutnya bulatan-bulatan tersebut dicetak dengan menggunakan alat yang masih sangat sederhana menjadi biopot dengan ukuran rata-rata tinggi diameter 12 cm, diameter 10,16 cm dan diameter lubang 1,5 cm dan tinggi lubang 4,5 cm.

 

 

 

 

 

 

 

 

APLIKASI BIOPOT SEBAGAI MEDIA SEMAI

  1. 1. Proses penyapihan ke biopot

Penyapihan semai ke biopot pada prinsipnya sama dengan penyapihan semai ke polybag yaitu dilakukan pada saat kecambah sudah siap disapih (kecambah telah mempunyai dua daun). Penyapihan ke biopot tidak membuat lagi lubang tanam karena biopot sudah mempunyai lubang tanam. Sebelum penyapihan dilakukan ke biopot terlebih dulu disiapkan tanah untuk menutup lubang setelah kecambah/semai dimasukkan kedalam lubang.

 

 

 

  1. 2. Pemeliharaan bibit pada biopot

Pemeliharaan bibit yang ditanam pada biopot dilakukan agak berbeda dengan pemeliharaan bibit yang ditanam pada polybag khususnya dalam penyiraman. Penyiraman air yang banyak menyebabkan biopot terlalu basah/jenuh air sehingga lebih mudah roboh/hancur, sebab tanah liat akan berfungsi merekatkan bila dalam keadaan kering/agak basah. Disamping itu biopot sangat pekah terhadap penggunaan alat penyiram yang membuat air yang sampai kepermukaan biopot mempunyai tekanan yang kuat seperti menggunakan selang, karena tekan air yang kuat dapat mengikis permukaan biopot terutama jika biopot dibuat dari kompos yang berserat atau kompos yang tidak kompak seperti serbuk gergaji.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top