BPSILHK Makassar

Kunjungan Kepala Balai Taman Nasional Matalawa Ke BP2LHK Makassar

 

BP2LHK Makassar (10/09/2018)_Di sela-sela acara kegiatan Konsultasi Publik Region Sulawesi Backround Study RP JMN 2020 – 2024 Bidan Kehutanan di Makassar, Maman Surahman, S.Hut, M.Si, Kepala Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (TN Matalawa) menyempatkan berkunjung ke Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (BP2LHK) Makassar terkait pembangunan PLTMH yang direncanakan di Desa Wanggameti dan Desa Mahaniwa Kabupaten Sumba Timur. Ini merupakan kunjungan pertama bagi Maman Surahman langsung melihat bengkel kerja (workshop) pada proses pembuatan mikrohidro sebagai energi baru terbarukan di BP2LHK Makassar. Maman Surahman menerangkan dalam kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini diharapkan akan dikerjakan oleh Tim PLTMH BP2LHK Makassar sebagai Badan Inovasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Mikrohidro ini merupakan hasil produk inovatif Balai Litbang LHK Makassar sehingga perlu didistribusikan kepada Kementerian LHK sebagai user utama untuk mencapai pengelolaan hutan yang lestari berbasis partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola hutan.

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 7 September 2018 di Ruang Teleconference BP2LHK Makassar yang dihadiri oleh Tim PLTMH dan Kepala BP2LHK Makassar Ir. Misto, MP. Kedatangan Kepala Balai TN Matalawa ini disambut dengan baik dalam sambutannya, Misto menyampaikan bahwa “pembuatan mikrohidro ini merupakan kegiatan yang langsung menyentuh dan dirasakan oleh masyarakat yang belum mendapatkan penerangan.”

Pertemuan kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video memetik cahaya di lantai hutan sebagai “success story” dalam proses pembangunan PLTMH di beberapa lokasi. Hal ini sangat baik, karena dapat dijadikan contoh untuk pembangunan PLTMH di Sumba Timur.

Ir. Hunggul Yudono, SHN, M.Si menjelaskan bahwa “mikrohidro ini tidak mengganggu fungsi air melainkan air yang ada bisa digunakan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat, yaitu merubah air menjadi listrik. Pada dua lokasi rencana pembangunan PLTMH di Sumba Timur telah dibangun lima kesepakatan antara TN Matalawa dengan masyarakat baik secara lisan maupun tertulis dalam proses pembangunan PLTMH secara partisipatif, dimana masyarakat menyediakan tenaga, gotong royong dan bahan yang tersedia dilokasi seperti batu, pasir, bambu sedangkan TN Matalawa menyiapkan alat dan bahan kelengkapan pembangunan PLTMH.

“Kegiatan yang mewariskan, baik berupa warisan fisik dan nonfisik. Warisan fisik adalah output fisik kegiatan yang bisa bertahan lama dan mampu mensejahterakan masyarakat. Sedangkan warisan non fisik itu tidak hanya peningkatan pengetahuan masyarakat, tetapi peningkatan pola pikir masyarakat menuju pemahaman pentingnya perubahan perilaku untuk masa depan mereka yang lebih sejahtera, pemahaman pentingnya hutan dan lingkungannya karena langsung berhubungan dengan kesejahteraannya, serta terciptanya iklim semangat dan kegembiraan kolektif masyarakat dalam setiap kegiatan bersama membangun desanya. Dalam pembangunan PLTMH semua ini dimulai dari pelaksanaan kegiatan yang bersemangat dan dipenuhi dengan kegembiraan, sehingga pembangunan PLTMH bisa berjalan dengan baik dan lancar,” Jelas Hunggul.

Ir. Kudeng Sallata, M.Sc juga menambahkan bahwa memang benar  PLTMH ini sudah banyak yang membuat, tetapi kami sebagai peneliti dalam pembuatan PLTMH ini melalui proses yang panjang dan banyak inovasi didalamnya sehingga masyarakat bisa memahami dengan baik dalam pengoperasian PLTMH. Pembangunan PLTMH ini dimulai dengan prasurvei ke lokasi untuk melihat kondisi air dan ketinggian, selain itu dihitung pula kebutuhan pipa dan instalasi jaringan listrik ke masyarakat dimana dalam prosesnya masyarakat ini dilibatkan, sehingga masyarakat bisa belajar langsung dan akan mendekatkan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan kedepannya.

Pertemuan kemudian dilanjutkan ke bengkel kerja PLTMH. Bengkel kerja ini merupakan tempat pembuatan bahan pembangunan PLTMH. Hunggul menerangkan tentang proses pembuatan mesin turbin mikrohidro dan seluruh perangkat dalam pembuatan pembangunan PLTMH. Selain itu, dilakukan praktek alat Kombi atau yang dikenal dengan nama Kompor Biomassa. Kombi ini merupakan salah satu inovasi Hunggul yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan biomasa (kayu bakar dan lainnya) dengan lebih efisien. Kombi ini juga bisa dikombinasikan dengan briket arang sehingga nyala apinya bisa lebih efisien.

Semoga dari hasil kunjungan ini, bisa membawa manfaat yang baik bagi Taman Nasional Matalawa dan TIM PLTMH BP2LHK Makassar dalam pembangunan PLTMH di Desa Wanggameti dan Desa Mahaniwa, Kabupaten Sumba Timur. Terang Desaku, Lestari Hutanku. ***(ADE)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top