BPSILHK Makassar

Kontribusi Ekosistem Mangrove Untuk Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat

BP2LHK Makassar – Ekosistem mangrove mempunyai fungsi yang kompleks diantaranya dapat menjadi penopang kebutuhan pangan dan ekonomi masyarakat pesisir. Luas hutan mangrove di Indonesia adalah yang terluas di dunia dengan luasan mencapai 3.112.989 Ha dengan persentase 22,6% dari total luasangan mangrove di seluruh dunia, (Giri et al., 2011). Dewasa ini laju pertumbuhan penduduk di wilayah pesisir semakin pesat yang berakibat meningkatnya tekanan terhadap ekosistem mangrove. Akibatnya laju degradasi ekosistem mangrove semakin tinggi. Degradasi mangrove yang tinggi tersebut tidak terlepas dari besarnya kontribusi mangrove bagi kehidupan masyarakat, terutama sebagai penopang ekonomi dan cadangan pangan.

Di kawasan hutan mangrove Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan sebagian besar merupakan mangrove yang tumbuh dari hasil rehabilitasi, sedangkan sisanya merupakan mangrove yang tumbuh secara alami. Mangrove di kawasan ini mempunyai peranan yang sangat penting dari segi ekonomi. Komposisi jenis ikan di perairan mangrove Desa Nisombalia terdiri atas 15 jenis yang digolongkan dalam 13 suku , keanekaragaman jenis ikan di perairan mangrove Desa Nisombalia terdapat sebesar 1,804 yang termasuk dalam kategori Sedang.

Komposisi jenis udang di perairan mangrove Desa Nisombalia terdiri atas 6 jenis yang digolongkan dalam 3 suku, yaitu Penaeidae, Palaemonidae dan Sergestidae. keanekaragaman jenis udang di perairan mangrove Desa Nisombalia adalah 1,139 yang termasuk dalam kategori Sedang. Komposisi jenis kepiting di perairan mangrove Desa Nisombalia terdiri atas 11 jenis yang digolongkan dalam 4 suku, yaitu Ocypodidae, Portunidae, Sesarmidae dan Grapsidae.Dan keanekaragaman jenis kepiting di perairan mangrove Desa Nisombalia adalah 2,349 yang termasuk dalam kategori Sedang.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara meliputi teknik observasi, teknik pengukuran langsung, teknik kuesioner dan teknik wawancara. Teknik obersvasi dan pengukuran langsung digunakan untuk mendapatkan data kondisi ekologi, komposisi dan struktur vegetasi mangrove, komposisi jenis dan keragaman fauna aquatik, sedangkan teknik wawancara dan kuesioner digunakan untuk mendapatkan data kontribusi mangrove untuk pendapatan masyarakat.

Kontribusi hutan mangrove terhadap pendapatan masyarakat mencapai 62%, Sebagian masyarakat nelayan merupakan nelayan tradisonal dengan peralatan tangkap sederhana. Upaya konservasi ekosistem mangrove perlu dilakukan agar kontribusinya terhadap ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat semakin meningkat.  ***(OPI)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top