BP2LHK Makassar (22/05/2019)_Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, sebagai balai yang berstatus pembinaan untuk menjadi Lembaga PUI (Pusat Unggulan Iptek), mulai berusaha meningkatkan kinerja demi memenuhi indikator PUI. Salah satu indikator yang harus dipenuhi adalah adanya kerjasama dengan instansi PUI lainnya yang disebut kegiatan Sinergi. Tahun 2019 ini BP2LHK Makassar menginisiasi kegiatan sinergi dengan empat lembaga PUI lainnya. Salah satu lembaga tersebut adalah Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI.
Lembaga PDDI merupakan satuan kerja di lingkungan LIPI yang memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan data, informasi dan dokumentasi ilmiah dan non ilmiah. Sinergi dari kedua lembaga diwujudkan dengan mengadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Penguatan Diseminasi Hasil Unggulan Iptek Litbang Ekosistem Wallaceae Berbasis Web dan pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek) Repositori Ilmiah Nasional (RIN). Acara penandatangan PKS yang dirangkaikan dengan acara bimtek dilaksanakan pada tanggal 29 s.d 30 April 2019 di BP2LHK Makassar. Acara ini dihadiri oleh Tim PDDI yaitu Hendro Subagyo, M.Eng selaku Plh Kepala PDDI, Rishadi, S.Pd, Seno Yudhanto, S.Hum dan Yati Suryati, M.Hum dan pegawai BP2LHK Makassar (Peneliti dan Staf untuk dijadikan admin Repositori Ilmiah Nasional).
Acara diawali dengan sambutan dari kepala BP2LHK Makassar, Ir. Misto, MP. Dalam sambutannya, Misto menyampaikan bahwa BP2LHK Makassar merupakan salah satu satker tertua yang berdiri sejak tahun 1984 dengan tipe A yang mempunyai struktur empat eselon 4 (Drs. Baharuddin selaku Kepala Sub Bagian TU, Aris Ristiyana, S.Hut, M.S selaku Kepala Seksi Program dan Evaluasi, Ir. Turbani Munda, M.Hut selaku Kepala Seksi Data Informasi dan Kerjasama dan Muh Azis Rakhman, S.Hut selaku Kepala Seksi Sarana Penelitian).
Misto menjelaskan ada 12 kepakaran yang ada di BP2LHK Makassar dengan jumlah peneliti sebanyak 26 yang terbagi dalam tiga kelompok peneliti, yaitu silvikultur, konservasi sumber daya hutan dan sosial ekonomi kehutanan. Sebagai lembaga litbang, sarana untuk lokasi penelitian yang dimiliki salah satunya adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang mewakili ekosistem hutan dataran tinggi dan hutan hujan tropis dataran rendah. Sebagai unit pelaksana teknis kegiatan penelitian, ada 15 Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif (RPPI) yang menunjang kegiatan penelitian pada tahun 2019.
Di tahun 2019 ini, dengan proses panjang akhirnya BP2LHK Makassar sudah mendapatkan pembinaan dari Pusat Unggulan Iptek (PUI) Ristek DIKTI, dimana untuk tingkat Badan Litbang sudah ada 8 (delapan), 6 (enam) masuk pembinaan, 1 (satu) naik dari pembinaan ke penetapan dan 1 (satu) sudah penetapan PUI. Fokus riset PUI BP2LHK Makassar adalah pengelolaan ekosistem wallacea, dengan tiga ruang lingkupnya yaitu konservasi eboni sebagai jenis flora endemik, konservasi tarsius sebagai fauna endemik dan pengelolaan kawasan karst.
Diharapkan dengan adanya PUI, BP2LHK Makassar menjadi center of excelent dari pengelolaan ekosistem wallacea dengan cita-cita kedepannya diharapkan menjadi pusat rujukan eboni, kepercayaan mitra kerja, jejaring nasional dan bisa mengangkat kredibilitas balai ini.
“Melalui bimtek RIN, diharapkan BP2LHK Makassar menjadi lebih baik dalam hal pengelolaan data penelitian. Dan itu akan memperkuat lembaga sehingga layak menjadi pusat unggulan iptek,” demikian Misto menyebutkan.
Kepala PDDI LIPI, Hendro Subagyo, M.Eng dalam sambutannya menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan PDDI dari awal hingga sekarang, dimana tugas utamanya adalah dokumentasi data dan diseminasi. Saat ini, dorongan dari PUI bisa mensinergikan kolaborasi antara BP2LHK Makassar dengan PDDI dalam mewujudkan repositori data ilmiah nasional. PDDI telah mengindeks/mengoleksi jurnal ilmiah yang telah diterbitkan oleh peneliti Indonesia yaitu sejumlah 14.801 jurnal dan 382.568 artikel.
“Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan jurnal yang tercepat dalam lima tahun terakhir, diukur dari jumlah ISSN yang diterbitkan, dimana setiap tahunnya terbit sekitar 3.000 – 4.000 ISSN. Untuk tahun ini, pertumbuhan artikel di Asean sudah mencapai urutan kedua di bawah Malaysia, dan dibutuhkan sekitar 500.000 artikel lagi untuk menyalip Malaysia. Hal ini mengindikasikan pentingnya kontribusi para peneliti terkait penerbitan jurnal dengan kualitas artikel yang baik,” demikian Hendro menjelaskan.
Mengakhiri acara pembukaan, dilakukan penandatanganan PKS antara kedua lembaga dan penyerahan cindera mata. Acara langsung dilanjutkan dengan bimtek RIN. Pemateri bimtek dari PDDI LIPI antara lain Hendro Subagyo, M.Eng, Rishadi, S.Pd dan Seno Yudhanto, S.Hum.
Dalam penjelasannya mengenai kebijakan RIN, Hendro mengatakan bahwa RIN adalah sarana untuk menyimpan, melestarikan dan menjamin ketersediaan akses terhadap data penelitian. RIN fokusnya pada data hasil penelitian, sedangkan untuk repositori karya ilmiah fokusnya karya ilmiah, jurnal dan prosiding. Kegiatan menyimpan data ini ke dalam repositori merupakan salah satu tahapan dalam siklus hidup dari data ilmiah. Manfaat RIN adalah mempermudah temu kembali data (effeciency), melindungi data berharga (safety), menjaga kualitas data (quality), meningkatkan visibilitas penelitian dan reputasi individu dan institusi (reputation) serta kepatuhan terhadap kode etik dan kebijakan pemberi dana (compliance).
Kebijakan preservasi di repositori ilmiah nasional yaitu tidak ada periode retensi, pelestarian fungsional (adanya dukungan format data terbaru), pelestarian file (adanya back up data reguler per 12 jam), perbaikan dan keaslian (adanya proses verifikasi dalam setiap tahapan pengelolaan dan semua bentuk pembaharuan, penghapusan, pengurangan dan penambahan informasi dapat dilacak), jika dataset di publish meta data ini tersedia untuk publik, secara default dataset memiliki CC0 (public domain), meskipun CC0 dan mendorong open data, jika diperlukan data file pada dataset dapat dibuat restricted (terkunci) atau ditambahkan term of use (persyaratan).
Hendro memaparkan hasil survei tentang perilaku peneliti terhadap data penelitiannya selama ini masih kurang baik. Kebanyakan peneliti tidak memiliki kebiasaan melakukan back up data. Data rentan hilang, terutama data-data penelitian di mana penelitinya sudah pindah tempat tugas atau meninggal. RIN akan memudahkan peneliti menyimpan data dan berbagi data dengan peneliti lain di Indonesia. RIN akan membantu peneliti memanfaatkan data dengan prinsip FAIR, Findable (mudah ditemukan), Accessible (mudah diakses), Interoperable (bisa saling bertukar data) dan Reusable (mudah digunakan kembali).
Materi penjelasan repositori ilmiah nasional dilanjutkan oleh Rishadi, S.Pd dan Seno Yudhanto, S.Hum terkait manajemen data ilmiah yaitu proses bisnis pengelolaan data, pengenalan repositori ilmiah nasional dataverse, peran dalam dataverse dan proses penggunaan repositori ilmiah nasional dataverse. Proses bisnis pengelolaan data meliputi submit data (lembaga/instansi, kelompok peneliti, projek penelitian dan peneliti), review (admin dataverse satker/kelti, kurator, pustakawan dan peneliti) dan publish (admin dataverse satker/kelti, kurator dan peneliti). Kemudian dilakukan praktik pengisian data dan pembuatan akun di RIN dataverse sehingga setiap peneliti dapat berperan sebagai kontributor data untuk BP2LHK Makassar. Para peneliti mengikuti bimtek dengan serius dan telah mencoba meng-upload data pada website RIN. Untuk sementara data yang diupload belum dipublish karena memerlukan kesepakatan dengan pimpinan instansi apakah data layak publish atau tidak.
Bimtek berakhir pada tanggal 30 April 2019 dan menurut kepala PDDI LIPI, merupakan bimtek yang paling produktif dalam jumlah yang hadir mulai dari kepala balai, kepala seksi, kepala sub bag TU, peneliti, teknisi, dan admin RIN. Dalam kata penutupnya kepala BP2LHK Makassar mengharapkan ke depan dapat bekerjasama dengan PDDI dalam memantau perkembangan akun RIN masing-masing peneliti BP2LHK Makassar.
“Saya berharap peneliti dapat menginput dan mempublish hasil penelitiannya karena ini ibaratnya sebuah pintu agar tulisan kita dapat dibaca orang dan bermanfaat bagi semua,” pungkas Misto menutup acara.***AS