• Home
  • Tentang Balai
    • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian
Log In
Header Image

  • Home
  • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian
HomeBeritaWapres JK resmikan Pencanangan Penanaman Bambu Nasional di Gowa

Wapres JK resmikan Pencanangan Penanaman Bambu Nasional di Gowa

  • September 16, 2016
  • 0 comments
  • 0
0
SHARES
ShareTweet

picasion-com_fcce2a0c63c89f8fcecd1400a772e1bcBP2LHK Makassar (Gowa, 16/09/2016)_Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla melakukan penanaman bambu jenis Pattung (Dendrocalamus asper) sebagai simbol peresmian pencanangan penanaman bambu nasional di Kelurahan Lanna, Kecamatan Parang Loe, Kabupaten Gowa, Sabtu (10/09).

Proses penanaman bambu pada lahan Inhutani I Sulawesi Selatan Barat seluas 5 ha ini juga dilakukan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Bupati Gowa Adnan Purichta IYL beserta masyarakat.

Dalam sambutannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menyatakan bahwa penanaman bambu mempunyai peranan penting dalam pengaturan tata air di sungai.

“Pada bagian hulu akan menambah fungsi hidrologis dan itu sangat baik untuk peran hutan dalam ketersediaan air dengan indikator sungai harus biru,”kata Menteri LHK yang juga menjelaskan bahwa masyarakat harus waspada apabila sungai berwarna coklat.

“Target penanaman nasional ini adalah 100 juta batang bambu dan di Sulsel ini adalah 10 juta bambu. Dan yang harus didukung paling utama adalah pembibitan. Pemerintah secara regular menyiapkan 2 juta bibit. Kalau melihat gerakan masyarakat dan dukungan komunitas serta dunia usaha, Saya yakin itu bisa tercapai,”tegasnya.

Selain itu, Menteri LHK juga berharap masyarakat dilibatkan dalam kegiatan penanaman, pengontrolan serta pemanfaatannya untuk masyarakat.

“Bambu menjadi sesuatu yang sangat berarti karena mulai dari akarnya sampai daunnya bermanfaat. Apalagi disentuh dengan cara teknologi, akan lebih bervariasi pemanfataannya. Bambu bisa menghasilkan kertas lux, suling, alat musik bambu di Toraja dan ukiran bamboo,” kata Syahrul Yasin Limpo., Gubernur Sulawesi Selatan saat membuka acara.

Lebih lanjut, Syahrul menceritakan bahwa ide penanaman bambu ini atas prakarsa Wapres dan Menteri PU satu tahun lalu waktu kunjungan ke Danau Tempe di Kab Wajo. Wapres meminta bahwa semua pinggir sungai bisa dihijaukan. Tanaman yang paling mudah tumbuh dan dalam waktu singkat adalah bambu.

“Untuk tahap awal, Wapres memerintahkan penanaman 2 juta bambu dalam 1 tahun dan untuk Sulsel ditargetkan 10 juta bambu dalam waktu 2 tahun. Saya meyakini akan bisa menjalankan karena bekerja sama secara serempak dengan Pangdam, Pangkosek, Pangkoopsau, Lantamal dan Polda,”jelasnya.

“Atas nama rakyat, masyarakat dan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian LHK atas Launching Penanaman Bambu Nasional oleh Wakil Presiden RI dimana 100 juta bambu untuk Indonesia, diawali 10 juta bambu dari propinsi Sulawesi Selatan,”tutupnya.

Selanjutnya Wapres JK dalam pidatonya mengatakan bahwa selama ini disetiap sungai selalu ada proyek talud yang memakan anggaran yang banyak, tetapi tidak tahan lama dan hasilnya kurang memuaskan. Sehingga perlu suatu ide untuk memelihara lingkungan yang murah, tahan dan tidak gersang. Salah satunya adalah dengan gerakan penanaman bambu secara nasional, masyarakat bisa mengawasi sendiri dalam pelaksanaannya karena bermanfaat bagi mereka.

“Di negara maju seperti Hongkong, bambu mempunyai peranan yang sangat penting. Bambu bisa dijadikan scaffolding (rangka di luar untuk bekerja bangunan bertingkat), karena banyak topan, menggunakan besi bisa patah, langsung runtuh bangunan, sedangkan bambu sangat fleksibel dan tidak patah jika terkena angin topan,”ujarnya. ***Ade S

Share this

ShareTweet

Related Posts

0 comments
Berita

Penyerahan Pengelolaan Jurnal Pernelitian Kehutanan Wallacea ke Fakultas Kehutanan Unhas

Read more

0 comments
Berita

Penilaian Penerap Pedoman Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Bulukumba

Read more

0 comments
Berita

Koordinasi Kegiatan Penilaian Penerap Pedoman Pengelolaan Hutan Rakyat

Read more

Diseminasikan Hasil Litbang, Tim BP2LHK Makassar r...

  • August 30, 2016
  • 0 comments

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Telah Terakre...

  • October 4, 2016
  • 0 comments

Share this

0
SHARES
ShareTweet

Related Posts

0 comments
Berita

Penyerahan Pengelolaan Jurnal Pernelitian Kehutanan Wallacea ke Fakultas Kehutanan Unhas

Read more

0 comments
Berita

Penilaian Penerap Pedoman Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Bulukumba

Read more

0 comments
Berita

Koordinasi Kegiatan Penilaian Penerap Pedoman Pengelolaan Hutan Rakyat

Read more

0 comments
Berita

Menuai Berkah dari Sampah

Read more

Leave a Reply Cancel reply

Do not miss

0 comments
Berita

Penyerahan Pengelolaan Jurnal Pernelitian Kehutanan Wallacea ke Fakultas Kehutanan Unhas

Read more

<center><a href='http://makassar.bsilhk.menlhk.go.id/'>Copyright (c) 2017 BPSILHK Makassar </a></center>