Pendahuluan
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di Provinsi Sulawesi Selatan ditunjuk menjadi kawasan konservasi cq. taman nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung seluas ± 43.750 hektar, terletak di wilayah administratif Kabupaten Maros dan Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung merupakan ekosistem karst yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan jenis-jenis flora dan fauna endemik, unik dan langka; keunikan fenomena alam yang khas dan indah; serta sebagai daerah resapan air.
Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung merupakan catchment area bagi beberapa sungai besar di Sulawesi Selatan. Ada beberapa sungai menghulu di kawasan ini antara lain Sungai Walanae, Sungai Pangkep, Sungai Bone, Sungai Pute dan Sungai Bantimurung. Sungai Bantimurung adalah merupakan sumber pengairan persawahan di Kabupaten Maros serta dimanfaatkan untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat Kota Maros. Disamping itu juga ditemukan mata air serta sungai kecil, terutama di kawasan karst, serta air bawah tanah pada sistem perguaan. Kawasan karst merupakan reservoir air raksasa yang sangat strategis kedudukannya dalam menunjang berbagai kepentingan. Kemampuan bukit karst dan mintakat epikarst pada umumnya mampu menyimpan air selama tiga hingga empat bulan setelah berakhirnya musim penghujan, sehingga sebagian besar sungai bawah tanah dan mata air di kawasan karst mengalir sepanjang tahun dengan kualitas air yang baik.
Informasi tentang beberapa pengguna jasa lingkungan air di Taman Nasional ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar Taman Nasional akan manfaat intangible air sebagai sistem penyangga kehidupan dan acuan negosiasi antar stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan taman nasional,sehingga dapat mengoptimalisasi pemanfaatan dan usaha pengembangan sumberdaya air serta penentuan kebijakan pengolalaan taman nasional ke depan.
Pengertian Jasa Lingkungan
Jasa lingkungan adalah potensi sumberdaya kawasan yang dapat dimanfaatkan di taman nasional. Jasa lingkungan dari manfaat taman nasional yang umum diperbincangkan salah satunya adalah sebagai daerah resapan air. Jasa lingkungan air merupakan salah satu manfaat intangibel jasa lingkungan non pasar dari taman nasional. Keberadaan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang wilayahnya sebagian besar lahan karst disinyalir merupakan akifer yang berfungsi sebagai tandon air sehingga keberadaan Taman Nasional ini mampu menjamin keberlangsungan pemanfaatan air oleh masyarakat. Walaupun sumberdaya air di kawasan karst pada umumnya belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal dan efektif untuk mendukung pengelolaan taman nasional yang lestari dan berkelanjutan.
Jasa lingkungan air adalah potensi sumberdaya kawasan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengairan persawahan dan untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat Kota Maros dan sekitarnya. Areal persawahan di Kabupaten Maros dan Pangkep merupakan areal sawah dengan irigasi teknis, sehingga masyarakat pada umumnya masih sangat menggantungkan air yang berasal dari kawasan taman nasional ini.
Air merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang saat ini masih merupakan barang publik, belum merupakan barang ekonomi. Namun di beberapa daerah air sudah merupakan barang ekonomi sehingga hal ini dapat menimbulkan konflik antar sektor maupun antar kelompok masyarakat.
Beberapa Penggunaan Jasa Lingkungan Air
PDAM
PDAM yang menfaatkan air yang bersumber dari TN Babul ada dua yaitu kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep. Di Kabupaten Maros ada dua Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA I Bantimurung, sumber airnya dari sungai Bantimurung, kapasitas pengolahan air bersih sebesar 80 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Kota Maros, zona utara termasuk sebagian zona selatan. IPA II Pattontongan, sumber airnya berasal dari Sungai Likopancing, kapasitas pengolahan air bersih sebesar 50 liter/detik, untuk pelayanan masyarakat zona selatan. Sedangkan di Kabupaten Pangkep ada dua sumber mata air yang berada di kawasan Taman Nasional yaitu mata air Leang Kassi dan mata air Ule Ere.
Mikrohidro
Masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional dengan bantuan pemda setempat sudah memanfaatkan air sebagai sumber energi listrik. Ada beberapa penggunaan air untuk mikrohidro yang telah beroperasi di TN Babul yaitu di Desa Patayamang, Gattareng Matinggi, dan desa Ara.
Air yang berasal dari TN Bantimurung Bulusaraung juga dimanfaatkan untuk pembibitan ikan mas. Walaupun budidaya pembibitan ikan mas ini belum begitu digemari oleh masyarakat di dalam dan sekitar kawasan Taman Nasional. Budidaya pembibitan ikan mas ini memanfaatkan mata air Patunuang sebagai sumber air.
Perikanan
Pemanfaatan air untuk pertanian terutama dipergunakan untuk pertanian lahan basah. Adapaun potensi lahan sawah di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep adalah sebagai berikut untuk pengairan teknis seluas 2.659,88 ha, ½ teknis 2.661,95 ha maupun pengairan desa 5.619,74 ha.
Pertanian Usaha Cuci Mobil
Sebagian besar masyarakat sekitar Taman Nasional menggunakan mata air dari taman Nasional sebagai sumber air. Sebagian masyarakat khususnya yang jauh dari mata air mendapatkan bantuan dari Pemda, PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) dan Care. Bantuan tersebut berupa pemasangan pipa untuk menyalurkan air dari mata air ke rumah-rumah warga dan tiap bulannnya masyarakat mengumpulkan iuran untuk biaya pemeliharaan pipa tersebut, selain itu juga ada warga yang mengambil air secara langsung dari mata air. Bagi masyarakat yang di daerahnya tidak terdapat mata air mereka harus membuat sumur untuk memperoleh air bersih.
Kebutuhan Rumah Tangga
Beberapa obyek wisata di sekitar Taman Nasional yang menfaatkan air sebagai obyek wisata yang sudah dikomersialkan antaralain Air Terjun Bantimurung, Kawasan pattunuang (Bislab) dan Leang Lonrong.
Penutup
Pengelolaan sumberdaya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah yang memerlukan keterpaduan tindak untuk menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat air dan sumber air.
Wisata Tirta