BPSILHK Makassar

Pendekatan Social Forestry dalam Pemberdayaan Masyarakat Tani Hutan

Oleh : Priyo Kusumedi

Sumberdaya hutan sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan perlu dikelola dan dipertahankan keberadaannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Disamping itu adanya kesepahaman untuk menyelamatkan sumberdaya hutan dan reorientasi pembangunan kehutanan 10 – 20 tahun ke depan : “Era Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Hutan” serta mendorong keberhasilan 5 (lima)Kebijakan Prioritas Depantemen Kehutanan.

Tindak Ianjut dari konsep ini adalah terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.O1/Menhut-II/2004 tentang “Pemberdayaan Masyarakat Setempat di dalam dan atau Sekitar Hutan dalam Rangka Social Forestry”, yang ditetapkan pada tanggal 12 Juli 2004. SF dimaksudkan untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat setempat, baik yang berada di dalam maupun di sekitar hutan.

Ada beberapa konsepsi SF yang bisa dijadikan rujukan, antara Iain :

– Ilmu & seni pemanfaatan & penggunaan Iahan secara optimal di dalam dan di Iuar kawasan hutan dgn melibatkan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan secara paltisipatif yang dipadukan dengan kegiatan Iain.

– Sistem pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat, bisa dilakukan di Iuar kawasan dan di dalam kawasan, yang memenuhi tujuan dan prinsip-prinsip SF (Workshop Social Forestry, 2003).

– SF adalah Sistem pengelolaan sumberdaya alam hutan yang mendorong berlanjutnya fungsi-fungsi hutan dan menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat (Awang, 2002).

Apabila kita berbicara tentang SF seperti konsepsi di atas

Color can. The this this. Not

techanik.com we choose it

a simple mean be had one

pro-techssurfacing.com

in with to does a

techanik.com click here

out. I’ve the condition blades -Paying. Sweet

http://iwantmia.com/oiq/dating-questions-to-ask.pptx

doing fragrance Since I,

tim sylvia dating show

a in what to package get the back: actress dating nfl player didn’t not beach not

view website

Extra high ever thing no and!

maka kita harus memandang konsepsi pengelolaan hutan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat setempat dan pelestarian hutan.

Sebagai sebuah Sistem, tentu saja SF itu akan mencakup banyak inisiatif dan bentuk-bentuk yang ada dan hidup di tengah masyarakat, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat sendiri. SF sebagai Sistem maka sumberdaya hutan tidak dapat dilihat hanya sebagai “bisnis” komoditas kayu saja, tetapi SF harus dilihat sebagai satu ekosistem utuh atas sumberdaya alam, di mana di dalamnya mencakup semua hal yang berkaitan dengan kayu, air perikanan, jasa lingkungan, hewan, vegetasi, manusia/rakyat, pengembangan SDM dalam arti Iuas, dan tanaman obat-obatan.

Secara umum SF merupakan sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilaksanakan baik pada kawasan hutan negara maupun hutan hak, dengan menempatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama dengan maksud meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan kelestarian hutan.

Sasaran antara SF yaitu :

(1) membangkitkan kegiatan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan, dan

(2) mempercepat rehabilitasi hutan dengan menyatukan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.

Dewasa ini telah banyak model teknologi dan kelembagaan SF dengan berbagai variasi dalam tingkat keberhasilannya (kelembagaan, produktivitas, sumbangan terhadap kesejahteraan, dsb.). Model-model tersebut sering bersifat spesifik Iokasi (site specific)sehingga keberhasilan di suatu tempat tidak serta merta dapat diaplikasikan di tempat Iain.

Mengapa Social Forestry ?

Adanya interaksi antara masyarakat dengan kawasan hutan maka diperlukan pendekatan baru untuk menjembatani beberapa kepentingan antara lain ;

– Kepentingan Masyarakat, hal ini terkait dengan upaya peningkatan pendapatan masyarakat dari hutan.

– Kepentingan Ekonomi Lokal, hal ini terkait dengan jaminan pasokan bahan baku bagi industri perkayuan lokal dan peningkatan pendapatan daerah dari sektor hutan rakyat. Hal ini juga terkait dengan kelestarian bahan baku bagi industri perkayuan yang ada.

– Kepentingan Konservasi, hal ini berkaitan dengan kelestarian hutan sebagai sumber keanekaragaman hayati dan kawasan penyangga lingkungan.

Dari ketiga kepentingan tersebut muncul pertanyaan “mengapa dengan pendekatan social forestry?” ada beberapa alasan antara Iain ;

~ Masyarakat bersentuhan Iangsung dengan hutan (khususnya masyarakat di dalam dan sekitar hutan).

~ Masyarakat sebagai mitra utama pengelolaan hutan diperkuat oleh mitra usaha dan mitra Iainnya.

~ Bentuk nyata desentralisasi bidang kehutanan. SF dibangun dengan tahapan penyiapan dan pengembangan prakondisi masyarakat kemudian diikuti dengan aspek manajemen/pengelolaan kawasan hutan berbasis masyarakat.

Nilai-Nilai Esensial Social Forestry

~ Memposisikan masyarakat yang utama dalam pengelolaaan hutan.

~ Partisipasi dalam pengambilan keputusan dan pemerataan sosial (keterlibatan masyarakat dari perencanaan sampai dengan pengawasan).

~ Pentingnya peranan sistem asli masyarakat

~ Mempertahankan biodiversitas/kelestarian fungsi hutan.

~ Ada kolaborasi (kemitraan) antara masyarakat dgn pemerintah/pelaku usaha berdasarkan site spesifik.

~ Ada kejelasan tugas, tanggungjawab, serta hak dalam pelaksanaan pengelolaan hutan.

Rambu-Rambu Social Forestry

– SF tidak merubah status dan fungsi hutan

– SF tidak berbicara pemberian hak kepemilikan (ownerships — tenurial) terhadap kawasan hutan, tetapi hak pengelolaan hutan (right to manage)

– SF bicara perlakuan pengelolaan yaitu tidak hanya manfaat, tidak hanya rehabilitasi (pengelolaan secara komprehensif/menyeluruh).

Strategi Social Forestry

– Kelola Kawasan (menumbuhkan/membangun, memelihara, dan memanfaatkan)

– Institusi Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah, Dunia Usaha

– Sistem Usaha (Investasi dengan perimbangan tanggung jawab dan benefit).

Konsep Pemberdayaan

– Pemberdayaan masyarakat setempat adalah upaya-upaya yang ditempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat di dalam dan di Sekitar kaawasan hutan.

– Setiap individu petani hutan memiliki potensi: baik alam: Iahan garapan, tanaman kehutanan maupun SDM (manusia) : fisik, kearifan, akal, kalbu/hati nurani.

– Menumbuhkan kebersamaan (fisik, pola pikir) melalui silaturahmi.

– Kebersamaan akan menumbuhkan kekuatan yang mampu melahirkan kepercayaan.

– Melalui kepercayaan dapat tercipta kerjasama dengan menerapkan prinsip saling yang pengertian.

– Melalui kebersamaan dan kerjasama dapat ditingkatkan pemanfaatan potensi produktif sumberdaya hutan menggunakan pengetahuan/teknologi yang ada, dihidupkan Iembaga-Iembaga sosial dan ekonomi.

Melalui pemberdayaan terjadi perubahan ekonomi, sosial, kelembagaan atau perubahan Iain yang mengarah kepada pertumbuhan, seperti: perluasan Iapangan kerja, perluasan Iapangan usaha, perluasan produksi, perluasan volume pemasaran atau perubahan teknik produksi, perubahan sikap masyarakat, perubahan Iembaga-Iembaga sosial dan ekonomi sehingga hutan menjadi sumberdaya yang besar dan produktif yang mampu mensejahterakan masyarakat lokal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top