BPSILHK Makassar

Peningkatan Mutu Bibit dengan Input Teknologi Mikoriza

Oleh : Retno Prayudyaningsih, S.Si, M.Sc

Latar Belakang

Mikoriza adalah asosiasi simbiotik antara fungi mikoriza dengan akar tanaman. Salah satu kelompok fungi mikoriza adalah Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Fungi mikoriza arbuskula dapat berasosiasi dengan lebih dari 80% jenis tanaman baik tanaman kehutanan (Verbenaceae, Ebenaceae, Myrtaceae, Leguminaceae, dll), pertanian, hortikultura dan perkebunan. Asosiasi fungi mikoriza arbuskula pada akar tanaman akan memperluas bidang penyerapan akar, meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama P, meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan dan pathogen akar. Dengan demikian bibit yang diinokulasi dengan fungi mikoriza arbuskula mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dibanding bibit yang tidak diinokulasi fungi mikoriza. Secara umum, keuntungan aplikasi mikoriza adalah memacu pertumbuhan bibit, mempersingkat waktu di persemaian, meningkatkan persen tanaman yang hidup (survival rate) di persemaian dan lapangan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres air dan serangan pathogen akar. Aplikasi mikoriza hanya sekali di persemaian dan ramah bagi lingkungan.

Perbanyakan inokulum

Perbanyakan inokulum FMA menggunakan sistem pot terbuka. Inokulum FMA diperbanyak dengan menggunakan tanaman inang Pueraria javanica, Sorgum sp. atau Centrosema pubescens. Media yang digunakan adalah zeolit atau pasir steril. Kecambah tanaman inang yang telah berdaun 2 ditanam pada pot plastik yang berisi media pasir atau zeolit steril. Sebelumnya pada lubang tanam diberi inokulum FMA sebanyak 5 gram. Pemeliharaan kultur dilakukan selama

3 bulan meliputi penyiraman dan pemberian pupuk rendah P. Sebelum dipanen tanaman inang distressing dengan cara tidak disiram selama 2 – 3 minggu yang bertujuan untuk menstimulasi perbanyakan spora FMA. Pemanenan dilakukan dengan cara menghilangkan bagian pucuk tanaman inang dan mengambil bagian akar serta media pasir. Inokulum selanjutnya dikemas dalam kantong plastik dan diberi label yang berisi tanggal panen, jenis FMA dan batas kadaluwarsanya. Batas kadaluwarsa inokulum FMA adalah 6 bulan sejak pemanenan dan disimpan pada suhu kamar

Gambar. 1. Perbanyakan inokulum FMA dengan tanaman inang Jagung (Zea mays), Pueraria javanica dan Sorgum sp; bentuk produk inokulum FMA.

 

Perkecambahan benih

Media kecambah disterilkan terlebih dahulu dengan cara diautoclaf selama 30 menit pada tekanan 15 psi atau dengan cara dijemur dibawah sinar matahari. Benih tanaman yang akan dikecambahkan juga disterilkan dengan cara merendamnya di dalam larutan klorox 2,5% selama 5 menit kemudian dicuci dengan air bersih.

Pembibitan

Tanah untuk media semai yang digunakan disterilisasi dengan metode fumigasi. Fumigan yang digunakan adalah Dazomet 98%. Media semai dicampur fumigan dengan dosis 200 gram per m3 tanah (Misto, 2001). Selanjutnya media dimasukkan dalam kantong plastik yang ditutup rapat dan dibiarkan selama 10 hari. Pada hari ke 11 plastik dibuka dan dibiarkan selama 5 hari. Setelah itu media semai dapat dikantong ke dalam polybag. Selain dengan cara fumigasi, sterilisasi media semai dapat dilakukan dengan solarisasi atau menjemur media semai di bawah sinar matahari.

 

Inokulasi FMA

Inokulasi FMA dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Cara lapis

Inokulasi secara lapis digunakan untuk benih tanaman yang berukuran kecil seperti sengon laut, ekaliptus, akasia, jabon, pulai dan lain-lain. Cara inokulasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap perkecambahan benih. Bak tabur diisi dengan pasir atau media tabur lain yang disterilkan terlebih dahulu,kemudian diatasnya dilapisi inokulum FMA setinggi 0,5 cm,selanjutnya benih ditabur di atasnya dan ditutup kembali dengan pasir atau media tabur lainnya.

2. Cara lubang.

Inokulasi secara lubang digunakan untuk benih tanaman yang berukuran besar seperti jati, bitti, gmelina, cempaka, sengon butoh, tanjung,kemiri, dan lain-lain. Cara inokulasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap penyapihan. Pada saat penyapihan, lubang tanam diisi dengan inokulum FMA sebanyak 5 – 10 gram. Selanjutnya semai ditanam dan akar langsung bersentuhan

 

 

 

 

 

 

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemberantasan hama dan penyakit terutama jika terjadi serangan.

Hasil-Hasil Penelitian

Inokulasi FMA pada bibit tanaman terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan dan mengahasilkan bibit yang berkualitas.

Pengaruh Inokulasi FMA terhadap pertumbuhan bibit Bitti (Vitex cofassus Reinw.) Umur 3 bulan

Gambar.3 Perbedaan pertumbuhan semai Bitti (Vitex cofassus) akibat inokulasi FMA

 

Pengaruh Inokulasi FMA terhadap pertumbuhan bibit Akasia (Acacia auriculiformis) Umur 3 bulan.

 

 

Gambar.4 Perbedaan pertumbuhan semai Akasia (Acacia auriculiformis) akibat inokulasi FMA

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top