BP2LHK Makassar– Petani hutan umumnya memiliki posisi tawar yang rendah dalam proses tataniaga kayu. Hal ini disebabkan oleh redahnya pengetahuan petani dalam mengakses informasi pasar kayu, menghitung volume dan nilai kayu, bagaimana pengelolaan pohon dan tegakan dengan baik dan belum optimalnya peran kelompok tani sebagai sarana dalam membantu mewujudkan tujuan petani hutan. Untuk itu diperlukan kegiatan yang dapat membina para petani tersebut, salah satunya melalui kegiatan Workshop Master TreeGrower (MTG).
Program MTG awalnya dikembangkan di Australia sejak tahun 1996 dan pada tahun 2014 mulai diperkenalkan di Indonesia melalui project kerjasama penelitian ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research). Di Indonesia, program pelatihan MTG telah di laksanakan di tujuh kabupaten, yaitu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung.
Pandemic COVID-19 tidak menurunkan semangat tim kerjsama penelitian ACIAR dari Balai Litbang LHK Makassar demi meningkatkan kapasitas petani hutan melalui kegiatan workshop Master TreeGrower (MTG) pada tanggal 22 – 25 September 2020,
Kegiatan workshop tersebut dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yaitu menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak, tim pelaksana juga membagikan masker kepada peserta agar tetap terhindar dari virus.
Workshop MTG diikuti oleh 25 orang peserta yang terdiri dari 10 orang petani dari Kelurahan Benjala, 10 orang petani di sekitar Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba yang dikoordinir oleh H. Jumaring selaku Ketua Himpunan Pengusaha Kayu Indonesia (HIPKI) Bulukumba dan 5 orang Penyuluh Kehutanan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Jeneberang II.
Tim Fasilitator workshop MTG terdiri dari Ir. Achmad Rizal HB, MT, Dr. Abd. Kadir W, S.Hut, M.Si, Nurhaedah M, SP, M.Si, Andarias Ruru, S.Hut dan Arman Hermawan. Pada workshop kali ini, Tim Fasilitator MTG juga menghadirkan salah satu alumni MTG untuk berbagi pengalaman bagaimana menjadi seorang Mentor yang handal ditengah tengah masyarakat (petani).
Workshop ini dibuka oleh Tim Fasilitator ACIAR yakni Bapak Ir. Achmad Rizal, HB, MT. Dalam sambutannya beliau sangat berharap agar petani bisa sangat proaktif terlibat sehingga dapat memperbaiki kualitas kayu sesuai yang dibutuhkan oleh industri. “Agar usaha kita memelihara pohon tidak sia sia sehingga industri bisa membeli kayu sesuai dengan harganya” kata beliau.
Adapun materi yang disampaikan pada workshop tersebut: Manfaat menanam pohon selain untuk menghasilkan kayu. Pada sesi ini, petani juga diajak untuk menerenungi kembali tujuan mereka menanam kayu dan apa yang sudah dilakukannya untuk mencapai tujuan tersebut; Survey pasar kayu Hutan Rakyat. Tujuannya adalah bagaimana petani dapat mengakses informasi pasar kayu terkait jenis kayu, harga, dan kualitas kayu yang dibutuhkan oleh indusri (pasar kayu),serta biaya yang dikeluarkan mulai dari proses penebangan sampai pengangkutan; Pentingnya dan cara melakukan pengukuran pohon log dan tegakan serta menghitung potensi kayu yang dihasilkan oleh petani Hutan Rakyat;Pentingnya dan cara melakukan pengelolaan pohon dan tegakan untuk menghasilkan kayu berkualitas; Pengelolaan risiko, pengembangan Agroforestry dan peran kelompok tani dalam mendukung pencapaian petani dalam mengembangkan Hutan Rakyat. ***IKI