BP2LHK Makassar (27/11/2018)_Pemaparan hasil karya siswa bagi Aparatur Sipil Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah meraih gelar Magister/S2, ini merupakan syarat yang harus dilalui. Kegiatan berlangsung di kantor Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma). Senin (26/11/2018).
Pemaparan Hasil Karya Siswa ini merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen-argumen untuk dikemukakan, merupakan hasil dari studi yang sistematis atas masalah, hal ini mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia khususnya Kementerian Kehutanan.
Salah satunya Heri Suryanto, S.Hut yang merupakan Mahasiswa S2 dan merupakan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) program studi silvikultur tropika dan juga seorang peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (BP2LHKM) yang mempresentasikan hasil karyanya dengan judul “Peningkatan produksi LAK melalui tehnik injeksi Molase“.
LAK merupakan suatu jenis resin alam dihasilkan oleh sekresi insekta yang disebut Laccifer lacca Kerr. LAK berasal dari kata laksa yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya 100.000 yaitu ungkapan karena begitu banyak jumlah larva yang menetas dan berkembang biak.
LAK yang tersebar di Indonesia diambil dari India dan dikembangbiakan pada cabang pohon Kesambi (Schleisbera oleosa Merr) sebagai pohon ineng di daerah Probolinggo Jawa Timur pada lahan Perum Perhutani unit II, Kesatuan.
Pemangkuan Hutan KPH dengan produksi LAK dari tahun 1963 di Indonesia LAK telah digunakan sebagai bahan bahan vernish untuk barang meubel, sedangkan di luar negeri LAK digunakan sebagai bahan pelapis makanan (coklat dan permen) serta untuk industri farmasi.
Proses LAK melalui proses tehnologi dengan solusi injeksi Tanaman Inang dengan Cairan Gula atau Sukrosa atau Tetes Tebu/ Molase menjadi Cairan Floem lalu diinjeksikan ke Tanaman Inang sehingga pertumbuhan Vitalitas tanaman menjadi sehat.
Penelitian Translokasi memakai metode 3 titik pembuatan lubang yakni berjarak 0,5m , 1,5m dan 2m. Hasil pembahasan terkait Injeksi Molase adalah yang terbaik yang berjarak 1,5 m dan pergerakan Molase bergerak ke atas dan kebawah batang pohon dan Daun mempunyai kontur yang semakin bagus.
Adapun konsentrasi cairan Molase dan air adalah 5 persen air dengan volume resapan Molase sebanyak 230,5a , dengan konsentrasi cairan Molase 19,55. Hasil LAK yang telah diperoleh yakni cairan Molase 10 persen 17, 443 ha. Untuk serangan Hama Semut sebab mengandung Sukrosa,Yakni Biuskinetik atau pemangsa yang menyerang hama itu sendiri. Kesimpulan Injeksi Molase dapat diterapkan lebih lanjut, pungkas Heri.
Pemaparan berikutnya dibawakan oleh Rr.Dian Pristia dari SMKN Kehutanan yang merupakan mahasiswa jebolan Magister Pendidikan Psikologi-Universitas Gadjah Mada (UGM), Dian Pristia mengambil judul hasil studi “Pengaruh Metode Belajar Mind Mapping, Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Dendrologi Bagi Siswa kelas X SMK Kehutanan Negeri Makassar dengan Intelegence Quotient, (IQ) sebagai Kovariabel” dan hadir Prof. Dicky Hastjarjo sebagai pembimbing.
Keseharian Dian Pristia ini menjadi Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMK kehutanan Makassar. Menurut nya Solusi Mind Mapping merupakan Solusi bagi pelajaran Dendrologi yang aktif dalam mendapatkan materi pelajaran. Mind Mapping merupakan peta pikiran yang dikembangkan oleh Tony Busan, seorang Kepala Brain Foundation pada tahun 1970. Adapun Dendrologi adalah yang berarti bahasa Latin Dendron atau pohon dan logos yang berarti ilmu tentang pepohonan. Adapun di SMK Kehutanan menjadi mata pelajaran tumbuh-tumbuhan atau Herbarium.
Hipotesis penelitian adalah terhadap kelompok yang menggunakan Mand Mapping dan IQ. Lokasi penelitian di SMK kehutanan Makassar, dengan Validitas dan Reliabilitas yakni, essai pengertian Herbarium dll,dengan selisih nilai 4 persen pada kelompok yang memakai metode Mind Mapping dan yang tidak memakai metode tersebut.
Nilai Sigfinikasi metode belajar 0,324 tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Sedangkan pada perhitungan Statistika Lanjutan terdapat Uji Regresi sederhana tingkat IQ terhadap prestasi belajar Dendrologi mempunyai taraf signifikansi 0,001 < 0,05 artinya prestasi belajar Dendrologi dapat dijelaskan oleh tingkat IQ siswa sebesar 15,8 persen, sedangkan 84,2 persen oleh Variabel lain.
Kesimpulan terhadap penelitian ini adalah. Pertama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara yang memakai Mind Mapping. Kedua, Setelah diadakan penelitian lebih lanjut ditemukan perbedaan Tingkat intelegensia secara tunggal mempengaruhi prestasi siswa. Dendrologi sebesar 15, 8 persen. Metode Mind Mapping dapat digunakan dalam membantu keseharian belajar siswa/siswi.***IKI dan Yadhi