BPSILHK Makassar

Menguak Kegelapan di Negeri Piliana, Kabupaten Maluku Tengah.

BP2LHK Makassar (18/10/2018)_Balai Taman Nasional Manusela bekerja sama dengan Tim Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar untuk melakukan survei lokasi detail dalam pembuatan feasibility study dan design engineering detail pembangunan PLTMH di Negeri Piliana. Secara administratif, Negeri (wilayah administrasi setingkat desa) Piliana termasuk dalam wilayah kerja BTN Manusela di STPN II Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Negeri Piliana merupakan perkampungan yang berbatasan langsung dengan Kawasan Taman Nasional Manusela yang menjadi pintu masuk pendakian Gunung Binaya dari arah selatan. Aksesibilitas negeri ini cukup baik dengan jalanan aspal yang bisa dilalui kendaraan roda empat sampai ke tengah perkampungan. Negeri Piliana dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Sementara itu, dari Kota Masohi sebagai ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, negeri ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat melalui kota Kecamatan Tehoru selama kurang lebih 3 jam.

Perjalanan ke Negeri Piliana ditempuh dengan menggunakan pesawat udara dari Bandara Hasanuddin Makassar menuju ke Bandara Pattimura Ambon, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal cepat dari Ambon ke Masohi (Pulau Seram) selama 2 jam. Dari Masohi dilanjutkan perjalanan menuju ke Negeri Piliana menggunakan mobil.

Menurut Agustinus Ilelapotoa selaku Raja (Kepala Negeri/Desa) Piliana, Jumlah penduduk Negeri Piliana sebanyak 137 KK (696 jiwa) yang menempati 100 buah rumah (ada beberapa rumah yang ditempati lebih dari satu kepala keluarga). Pada saat ini sebagian dari rumah penduduk Negeri Piliana telah tersambung listrik PLN. Namun demikian 50 rumah diantaranya sampai dengan saat ini masih belum tersambung listrik PLN dan masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta beberapa unit mesin genset perorangan.

Rencana potensi pengembangan PLTMH di negeri Piliana menggunakan sumber air dari aliran Sungai Kapehua yang merupakan salah satu hulu dari Sungai Makariki yang mengalir di Kecamatan Tehoru, dimana debit air Sungai Kapehua ini berkisar 300 liter/detik. PLTMH Piliana akan dibangun dengan target daya sebesar 50 KW dan akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan listrik 50 rumah warga dan 10 buah fasilitas umum yang belum teraliri listrik dari PLN.

Selain itu, listrik yang dihasilkan direncanakan juga akan digunakan untuk pengembangan perkonomian masyarakat Negeri Piliana melalui pengembangan PUE (Productive Use of Energy) untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian dan perkebunan serta dan industri kreatif yang berbasis mikrohidro. Dengan target daya 50 KW, rencana listrik yang akan dialirkan untuk 50 buah rumah masing-masing sebesar 450 watt dan 10 buah fasilitas umum masing-masing 900 watt.

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat Negeri Piliana, pengembangan PUE akan diarahkan untuk bangunan pondok pengering yang nantinya bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat Negeri Piliana dan akan dikelola oleh kelompok PLTMH Piliana. Hal ini sangat baik karena komoditas pertanian/perkebunan yang menjadi sumber utama pendapatan masyarakat adalah cengkeh, coklat dan pala dimana membutuhkan proses pengeringan yang mengandalkan sinar matahari dan dijemur di jalan negeri atau di halaman rumah.

Sumber pendapatan masyarakat Piliana rata-rata adalah petani, ada juga yang bekerja sebagai tukang bangunan dan sebagai porter untuk membawa barang bagi para pendaki yang ingin mendaki ke puncak Binaya. Telah terbentuk kelompok porter pendaki di Negeri Piliana ini, sehingga masyarakat yang tergabung dalam kelompok ini bisa bergiliran dalam mengantar para pendaki. Biaya porter ini perhari Rp. 150.000,- sehingga bisa menunjang pendapatan keluarga, terutama di musim-musim pendakian. Menurut Levinus selaku porter Binaya, puncak gunung Binaya berjarak sekitar 20 km dari Negeri Piliana yang bisa ditempuh selama 2 – 4 hari (tergantung pendaki). Gunung Binaya ini termasuk dalam seven summit puncak nusantara yang terkenal dengan nama gunung sembilan, karena ada sembilan puncak gunung yang dilalui sebelum mencapai puncak gunung Binaya (ketinggian 3.027 m/dpl).

Diharapkan setelah terbangunnya PLTMH di Negeri Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku ini dapat menerangi seluruh Negeri Piliana dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Piliana ke depannya. ***(Hunggul dan Ade)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top