Pada hari Rabu, 18 Juli 2012 bertempat di gedung Pertiwi Pemerintah Daerah Kab.Bantaeng telah dilangsungkan acara gelar teknologi yang dibuka secara resmi oleh Asisten bidang pemerintahan yang mewakili Bupati bantaeng, didampingi oleh kepala Badan Penanggulangan bencana kab. Bantaeng dan kepala Balai Penelitian Kehutanan Makassar.
Dalam acara tersebut dihadiri + 50 peserta yang teridiri dari beberapa kepala desa, tokoh masyarakat serta beberapa pejabat dan staf lingkup pemda bantaeng.
Gelar teknologi esensinya adalah bagaimana teknologi yang dihasilkan bisa dimanfaatkan oleh pengguna dalam hal ini masyarakat, ungkap kabalai dalam sambutannya pada acara tersebut. disamping memperkenalkan hasil-hasil penelitian yang telah dicapai seperti alat deteksi dini tanah longsor, athus ver.3, juga dipamerkan beberapa hasil-hasil penelitian yang selama ini dicapai oleh BPK makassar.
Dalam sambutannya Bapak Bupati yang dibacakan bapak asisten bidang pemerintahan mengucapan selamat datang dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepala BPK Makassar karena telah memilih tempat yakni kab. Bantaeng dalam acara sosialisasi atau gelar teknologi 2012.
Daerah Kabupaten bantaeng memiliki tiga kelaster yaitu daerah pesisir, dataran dan pegunungan ini merupakan wilayah yang rawan terhadap tanah longsor dan banjir bandang hal ini pernah beberapa kali terjadi di kab. Bantaeng yang tentu saja menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat, kata Bupati dalam sambutannya.
Kerusakan dan kerugian yang diakibatkan peristiwa tanah longsor dan banjir bandang secara tiba-tiba sangatlah besar baik harta maupun jiwa. Kerugian ini sebenarnya dapat ditekan atau diminimalisasi apabila kondisi terjadinya tanah longsor dan banjir bisa diketahui secara dini, sehingga dengan segera dapat diberikan peringatan akan adanya bahaya longsor dan banjir kepada masyarakat sekitar lokasi dengan demikian masyarakat mempunyai waktu yang cukup mengambil tindakan yang dianggap perlu. Lanjut Bupati.
Acara gelar teknologi ini dirangkaikan Presentasi mengenai mitigasi bencana tanah longsor yang dibawakan oleh Hasnawir.Ph.D. Dalam makalahnya beliau banyak memaparkan bagaimana negara-negara maju melakukan mitigasi bencana banjir dan tanah longsor seperti yang ada di Jepang dan korea selatan dan tak luput kasus tanah longsor di Indonesia juga diulas secara singkat seperti yang terjadi di gunung bawakaraeng kab. Gowa pada tanggal 26 Maret 2004. Presentasi ini ditutup dengan peragaan alat deteksi dini tanah longsor dan cara pemanfaatan Athus.
Sambutan meriah peserta tak terelakkan ketika mendengar serine bunyi alarm saat alat deteksi longsor ini diperagakan di depan gedung dan tingginya antusiasme peserta ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pak Hasnawir selaku pencetus alat ini.
Bagaimana cara pemesanan alat ini agar bisa dipasang dipelosok-pelosok daerah yang rawan longsor di kab. Bantaeng, tanya salah seorang peserta. Balai Penelitian Kehutanan Makassar akan menyerahkan alat ini ke kab. Bantaeng untuk diujicobakan tahap awal sebagai “pemicu” dan selanjutnya kedepan bisa dianggarkan dalam APBD pemerintah kab. Bantaeng, kata alumnus univ. kyushu ini menjawab pertanyaan peserta.
Acara ini diakhiri dengan wawancara dengan pihak TVRI kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kab. Bantaeng yang didampingi kepala BPK Makassar dan Salah seorang perwakilan kepala Desa, terkait gelar teknologi yang telah dilaksanakan. (Msm)