Barru, 15/05/2013, Sosialisasi iptek hasil penelitian kehutanan dalam bentuk gelar teknologi kembali digelar BPK Makassar pada hari Rabu, tanggal 15 Mei 2013, bertempat di Ruangan Aula Kantor Bupati Kab. Barru. Kegiatan gelar teknologi ini terlaksana sebagai wujud pertanggungjawaban BPK Makassar selaku institusi pemerintah yang melakukan kegiatan penelitian di bidang kehutanan. Dalam perjalannya yang panjang sebagai instusi riset BPK Makassar telah menghasilkan beberapa produk, atau iptek yang telah dan akan disebarluaskan kepada setiap pemangku kepentingan yang ada di seluruh wilayah kerja BPK Makassar. Daerah yang menjadi target untuk diseminasi hasil iptek tahun 2013 ini adalah kab. Barru. Dalam hal ini BPK Makassar bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Kab. Barru.
Dalam gelar teknologi ini disampaikan salah satu produk BPK Makassar yang telah diapresiasi di tingkat nasional berupa mitigasi bencana yakni alat sensor peringatan tanah longsor dan sistem peringatan banjir dengan sms. Alat ini dapat memberikan informasi lebih awal atau peringatan dini sebelum terjadinya longsor atau banjir sehingga dapat mereduksi resiko atau dampak negatif bencana yang terjadi. Penelitian lain yang diperkenalkan adalah pembuatan biopot sebagai media semai, kelebihannya disamping ramah lingkungan, juga bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman dan sebagai substitusi polybag.
Kepala BPK Makassar, Ir. Muh. Abidin M.Si menyampaikan bahwa BPK Makassar telah melakukan penelitian dan menghasilkan salah satu metode penanaman di daerah berkapur dan bermineral dengan metode biopot guna melakukan penanaman di daerah-daerah yang sangat kritis. Hal ini sudah dikerjasamakan dengan beberapa institusi seperti perusahaan PT. Semen Tonasa yang telah dilakukan reklamasi di daerah bekas tambang kapur dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Kerjasama lainnya adalah dengan Balai Besar DAS Pompengan Jeneberang di bawah Kementerian Pekerjaan Umum, kegiatannya melaksanakan reklamasi dan rehabilitasi bekas longsor di bawah gunung bawah karaeng dan hasilnyapun cukup spektakuler. Dalam waktu dekat kerjasama yang akan dijalin adalah salah satu perusahaan tambang nikel PT. Arga Morini Indah di Pulau Kabaena Kab. Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Kami sangat mengharapkan bahwa apa yang akan kami tampilkan ini tidak akan berarti apa-apa kalau tidak disebarkan kembali kepada masyarakat sehingga kami dapat menerima umpan balik yang bisa dimanfaatkan untuk menyempurnakan hasil penelitian tersebut, ungkap abidin.
Dalam sambutan bapak Bupati yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kab. Barru, Ir. Abdul Kadir, M.Si, mengucapakan terima kasih kepada kepala BPK Mks karena telah menempatkan kegiatan ini di kab. Barru, beliau melanjutkan bahwa visi Kab Barru adalah menjadikan masyarakatnya lebih maju, sejahtera dan bermartabat berasaskan keagamaan, Untuk mencapai visi itu dengan modal kab.barru yang kaya akan sumber
daya alam dengan luas wilayah ±117 ribu ha di dalamnya terdapat kawasan hutan ± 76 ribu di dalamnya terbentang pegunungan, kawasan pertanian dan pesisir pantai, dengan sumber daya yang melimpah ini perlu dikelola secara profesional. Kab. Barru termasuk daerah yang rawan terjadinya bencana, hampir setiap tahun terjadi bencana seperti puting beliung, tanah longsor, banjir, erosi dsb. Sehingga kalau kita lihat kondisi tersebut dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam ini kita harus dampingi dengan teknologi untuk mengatasi atau menekan masalah-masalah tersebut.
Penelitian merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan yang akan menunjang pelaksanaan pembangunan ini yang seharusnya berjalan lebih duluan daripada pelaksanaan pembangunan itu sendiri. fakta di lapangan seperti pada pembangunan sarana dan prasarana yang bagus dan megah namun apabila terjadi bencana alam dalam bentuk longsor atau banjir maka akan menghabiskan apa yang sudah dibangun. Kepala dinas menyampaikan bahwa terdapat satu daerah di kab. Barru tepatnya di Desa Pille yang sangat rawan akan terjadinya longsor karena daerah ini dilaporkan sudah retak dan kendalanya masyarakat tidak mau direlokasi ke tempat lain. Hanya mau direlokasi di sekitar tempat itu juga dan masih masuk dalam kawasan hutan. Diusulkan agar teknologi Lanslide Warning Sensor ini bisa dipasang di tempat tersebut agar ketika ada pergerakan tanah, masyarakat bisa memonitor sehingga memiliki kesempatan untuk mengevakuasi diri.
Dengan kekayaan alam yang ada sekarang ini, Kab. Barru masih memiliki desa-desa yang terpencil dan berpotensi untuk dipasangkan mikrohidro karena potensi air yang cukup dan hutannya yang masih bagus, mikrohidro dengan biaya ± 150 juta sudah bisa menghasilkan listrik ±15 ribu watt. Alat lain yang akan diperkenalkan pengukuran cura hujan sederhana (Athus), diharapkan bagian penyuluh dan badan penanggulangan bencana bisa mengadopsi alat ini karena biaya pembuatannya yang relatif murah sehingga bisa diimplementasikan di lapangan.
Di kab. Barru potensi tambang mineral cukup banyak, beberapa perusahaan tambang telah beroperasi dan untuk merehabilitasinya tidak gampang, peluang untuk bekerjasama terbuka karena BPK Mks telah memiliki teknologinya dan telah berhasil diujicoba seperti pada PT. Semen Tonasa. Harapan kepala dinas, kedepan yang perlu mendapatkan perhatian adalah pengembangan sutera alam, sementara ini telah dirintis di Kec. Balussu terdapat ± 26 ha sudah berproduksi dan memiliki benang, pihaknya telah memfasilitasi dalam bentuk pemintalan benang. Hal lain yang tidak kalah penting adalah penngembangan gaharu terpadu terkait suntikannya (inokulasi) dan pemasarannya di lapangan, ungkap kadishut menutup pembicaraannya.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan presentasi dengan materi :
1). Mitigasi bencana sedimen yang disampaikan oleh Hasnawir, Ph.D
2). Pembuatan Biopot sebagai Media Semai oleh Ir. Hermin Tikupadang, M.P.
Acara ini di hadiri oleh beberapa camat dan lurah, Kepala Badan Koordinator Penyuluh Kab. Barru dan beberapa staf penyuluh, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Barru dan polisi kehutanan dan beberapa staf dinas kehutanan Ka. Barru.