BP2LHK Makassar (Makassar,27/10/2017)_ Dalam rangka menyebarluaskan hasil-hasil penelitian BP2LHK Makassar dan Baliktek DAS Solo kembali melaksanakan kegiatan Sosialisasi 15 Jenis Pohon Pelindung Mata Air di ruang rapat Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar pada Kamis (26/10).
Acara ini dibuka oleh Ir. Misto, MP (Kepala Balai BP2LHK Makassar), “Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi dan Maluku bahwa untuk wilayah mamminasata keadaan air tanah semakin lama semakin berkurang, oleh karena itu kegiatan rehabilitasi yang dilakukan tidak hanya untuk penutupan lahan saja tetapi bagaimana tutupan lahan itu bisa memelihara air tanah”, ungkap Misto.
“Untuk menyikapi permasalahan ini, hasil penelitian pohon pelindung mata air sangat penting dan semoga bisa menjadi solusi untuk kita semua terutama yang ada disekitar wilayah mamminasata”, pungkas Misto.
Dalam acara sosialisasi ini Kepala Baliktek DAS Solo Dr. Ir. Nur Sumedi, M.Sc yang juga selaku narasumber pada acara ini bercerita tentang pengalaman para penelitinya selama melaksanakan kegiatan penelitian terkait Pohon Pelindung Mata Air, beliau mengungkapkan bahwa ternyata apabila rehabilitasi hanya mementingkan dari segi tutupan lahan saja pengalaman di Jateng itu tidak cukup, tetapi jenis dan distribusi tangkapan air sangat menentukan.
Dr. Ir. Nur Sumedi, M.Sc mengatakan bahwa, “permasalahan inilah yang menjadi titik awal bagi kami untuk mencoba memberikan solusi dengan mencari dari sekian banyak jenis tanaman yang berpotensi untuk menjadi pelindung mata air, sehingga kami menerbitkan buku 15 jenis pohon pelindung mata air” ungkapnya.
Ia pun memaparkan ke- 15 Jenis Pohon Pelindung Mata Air dari hasil kajiannya itu antara lain : Arenga Pinnata, Inocarpus fagiler, Parkia javanica, Samanea saman, Ficus benjamina, Ficus glomerata, Ficus retusa, Ficus annulata, Artocarpus elasticus, Sterculia foetida, Ceiba petandra, Syzygium aqueum, Syzygium picnanthum, Bambusa sp dan Pangium edule.
Sosialisasi ini diikuti sebanyak ± 30 orang peserta diantaranya : Dinas Lingkungan Hidup Prov. Sulsel, Balitbangda Prov. Sulsel, serta seluruh UPT Kementerian LHK lingkup Prov. Sulawesi Selatan.
Diakhir acara, Kepala BP2LHK Makassar sangat mengharapkan setelah sosialisasi 15 jenis pohon pelindung mata air yang telah disampaikan bisa diaplikasikan dilapangan. ***(AS)