BP2LHK Makassar – Musibah gempa bumi yang mengguncang Provinsi Sulawesi Barat (14/1/2021) telah mengakibatkan kerusakan rumah, infrastruktur dan menimbulkan banyak korban jiwa. Sebagian besar warga terdampak gempa mengungsi di tenda-tenda darurat karena khawatir dengan terjadinya gempa susulan. Kendala mulai muncul setelah gempa mereda karena sebagian besar rumah warga hancur dan rusak berat sehingga warga harus bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Guna meringankan beban masyarakat terdampak gempa yang tinggal di tenda pengungsian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Unit Kerjanya yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan turut berempati dan peduli dengan membentuk Tim Tanggap Darurat Gempa SulBar di bawah koordinasi Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku. Balai Litbang LHK Makassar, sebagai salah satu unit kerja Badan Litbang dan Inovasi KLHK yang berlokasi di Kota Makassar turut berkontribusi dengan mengirimkan bantuan berupa kebutuhan darurat pengungsi dan juga mengirimkan relawan.
Bantuan Tahap Pertama disalurkan pada tanggal 20 Januari 2021 berupa terpal, sembako, keperluan bayi dan obat-obatan diserahkan langsung oleh Plt. Kepala Balai Litbang LHK Makassar, Heru Setiawan, S. Hut., M. Sc melalui posko tanggap darurat bencana KLHK di Kantor BPDAS HL Jeneberang-Saddang.
Pada tanggal 29 Januari 2021, Balai Litbang LHK Makassar mengirimkan langsung bantuan tahap II kepada dua titik lokasi bencana di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene. Beberapa jenis bantuan yang dibawa diantaranya tenda, tikar/karpet, sembako, peralatan mandi/cuci, keperluan bayi, obat-obatan dan baju anak. Terdapat dua titik lokasi pengungsian yang didatangi oleh Tim relawan Balai Litbang LHK Makassar, yaitu Desa Makatta (7 dusun) dan Desa Salutahongan (5 dusun), kedua desa tersebut berlokasi di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Berdasarkan keterangan Haris Said, anggota relawan Balai Litbang LHK Makassar, jumlah warga terdampak gempa Desa Makatta sekitar 2.000 jiwa dan kerusakan bangunan sebanyak 400 rumah dan 7 rumah ibadah (masjid), juga terdapat satu korban jiwa atas nama Kasman yang juga sebagai Kepala Desa Makatta. Hampir semua rumah di lokasi ini mengalami kerusakan dari mulai ringan, sedang hingga berat. Sementara itu, di Desa Salutahongan, jumlah warga terdampak gempa sebanyak 1.422 jiwa dan 295 KK. Gampa di desa ini juga mengakibatkan kerusakan rumah sebanyak 220 dan rumah ibadah (masjid) sebanyak 4 buah.
Titik lokasi di Desa Salutahongan jauh dari jalan akses (poros) dengan kondisi medan yang relatif berat sehingga menyulitkan tim relawan mencapai lokasi. Berkat dukungan kendaraan yang tangguh dan bantuan warga serta bantuan sesama relawan, akhirnya tim relawan berhasil mencapai titik lokasi dan disambut warga dengan gembira.
Menurut penuturan Arjun (23 tahun) salah seorang warga terdampak gempa, bantuan dari tim relawan sangat ditunggu oleh warga masyarakat, terutama tenda dan bahan makanan pokok. Dengan kedatangan tim relawan dari KLHK dan relawan lainnya, masyarakat sangat terbantu sekali.
Secara khusus, Plt. Kepala Balai Litbang LHK Makassar, Heru Setiawan, S. Hut., M. Sc mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur, baik internal maupun eksternal, yang telah mempercayakan kepada Balai Litbang LHK Makassar untuk menyalurkan bantuannya. Terimakasih juga disampaikan kepada jajaran pimpinan KLHK di SulSel dan Badan Litbang dan Inovasi (BLI) atas segala dukungan terhadap kegiatan ini.