BP2LHK Makassar-Tim Peneliti BP2LHK Makassar dipercaya oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan sebagai tenaga ahli untuk mendampingi kegiatan inventarisasi dan verifikasi pemanfaatan air di kawasan Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) Sulawesi Barat mulai tanggal 19 sampai 26 Februari 2020. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi air sejumlah titik yang sebelumnya telah disurvey sebagai areal pemanfaatan air bagi masyarakat di desa penyangga kawasan TNGD.
Tim terbagi 2 (dua) kelompok, satu kelompok ke Kabupaten Mamuju yaitu ke Kecamatan Bonehau tepatnya di Desa Lumika dan Desa Mappu, sementara kelompok lainnya ke Kabupaten Mamasa yaitu ke Kecamatan Mamasa, tepatnya di Desa Tondok Nakaru dan Kecamatan Bambang di Desa Lembang Mokalla.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah adanya sejumlah data potensi pemanfaatan air bagi masyarakat sekitar kawasan TNGD, diantaranya untuk air bersih, pengairan dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Di Desa Mappu Kabupaten Mamuju, terdapat air terjun Mappu dengan potensi debit air yang cukup dan selama ini telah dijadikan sumber energi untuk PLTMH sebelum listrik PLN masuk ke desa tersebut, sementara air buangan PLTMH tersebut digunakan untuk pengairan sawah masyarakat Desa Mappu. Saat ini sebagian dari sumber air tersebut juga telah digunakan untuk kebutuhan air bersih. Selanjutnya di Desa Lumika juga terdapat sumber air yang bisa digunakan sebagai air bersih dan energi PLTMH dengan daya kecil dan pengairan.
Di Kecamatan Mamasa, potensi air dari Kawasan TNGD yang bisa dimanfaatkan adalah masa air dari Sungai Tetean yang potensial digunakan sebagai sumber air minum untuk Kabupaten Mamasa. Sementara itu, di Kecamatan Bambang, potensi air dari aliran Sungai Mokalla yang mengalir dari Kawasan TNGD saat ini sudah banyak dimanfaatkan selain untuk irigasi dan air rumah tangga adalah untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Namun demikian, pemanfaatannya masih belum optimal yang disebabkan oleh desain PLTMH dan kelembagaan pengelolaan yang masih belum maksimal.
Tim ahli BP2LHK Makassar yang terdiri dari DR. Ir. Hunggul YSH Nugroho, M.Si dan Muhammad Saad, S.Hut pada kegiatan tersebut berkesempatan untuk membagikan cara dan metode survey dan pengukuran air yang praktis untuk menilai potensi pemanfaatannya khususnya untuk air bersih dan PLTMH kepada petugas resort BBKSDA Sulsel yang membawahi masing-masing wilayah. Disamping itu, dari hasil kegiatan ini juga diperoleh lokasi potensial untuk pembangunan PLTMH yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan kegiatan penyusunan dokumen studi kelayakan dan rancangan teknis detail.
Semoga keterlibatan dan peranan tim peneliti BP2LHK Makassar dapat memberi kontribusi positif bagi kemajuan dan kemanfaatan pengelolaan kawasan konservasi khususnya dan kawasan hutan pada umumnya. (Muh. Saad)