BP2LHK Makassar (Makassar,29/12/2017)_ Dalam rangka mendorong pengembangan persuteraan alam di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar melakukan kegiatan pengembangan melalui penerapan iptek persuteraan alam di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan.
Penerapan iptek dilakukan melalui pembangunan demplot tanaman murbei hasil persilangan, demplot rumah ulat yang efektif dan efisien serta pembangunan alat pengering kokon berbasis tenaga surya.
“Pembangunan demplot persuteraan alam dilakukan dengan menerapkan teknologi dan inovasi hasil penelitian persuteraan alam yang sudah ada dengan tetap melibatkan masyarakat dan mengakomodir nilai-nilai yang ada di masyarakat yang seiring dengan kegiatan pengembangan”, jelas Nurhaedah Muin, SP, M.Si peneliti BP2LHK Makassar.
“Hal ini dilakukan agar demplot tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat dan memberi motivasi untuk menggerakkan pembangunan persuteraan alam khususnya di Kabupaten Soppeng”,tambah Eda
Petani sutera Kabupaten Soppeng menyambut gembira hal ini, yang ditandai oleh semangat masyarakat untuk menggeluti usaha sutera lebih serius. Hal ini diungkapkan La Makka sebagai petani sutera sekaligus pengurus kelompok tani bahwa jika faktor pendukung sudah memenuhi maka kami sebagai petani akan mengembangkan sutera secara lebih serius meskipun tanpa himbauan, karena kami mencintai pekerjaan sutera dan merasa sutera itu menguntungkan karena memberikan penghasilan dalam waktu singkat (kurang lebih sebulan) dan penanganannya lebih mudah dibandingkan pekerjaan lain.
Faktor pendukung yang dimaksud disini adalah tanaman murbei, bibit ulat sutera dan rumah ulat yang memenuhi memenuhi persyaratan serta kondisi pasar yang mendukung. Untuk itu, BP2LHK Makassar menempatkan demplot di lahan milik petani melalui kerjasama MoU antara petani dan BP2LHK Makassar.
Peneliti BP2LHK Makassar Nurhaedah, SP, M.Si berharap bahwa demplot yang dibangun secara terintegrasi dalam satu lokasi yang dipadukan antara pertanaman murbei, ruang budidaya ulat dan alat pengering kokon dapat menjadi percontohan bagi masyarakat dalam mengadopsi inovasi dan teknologi hasil penelitian persuteraan alam sekaligus memotivasi petani untuk meningkatkan kualitas kokon melalui adopsi inovasi dan teknologi.***(Eda)