BP2LHK Makassar (9-8-2018)_Video Blog atau sering kita sebut dan dikenal sebagai VLOG di jaman milenial sudah sangat populer. Siapa yang tidak kenal dengan istilah nge- vlog, terlebih setelah nge-vlog dipopulerkan dan dimasyarakatkan oleh Bapak Presiden kita, Bapak Joko Widodo. Kalau pak Jokowi nge-vlog itu untuk mempercepat penyebarluasan informasi capaian pembangunan yang telah pemerintahnya raih itu melalui media sosial vlog, kita melakukan vlog untuk berbagai macam keperluan seperti misalnya menyebarkan minat atau hobi kita, menyebarkan tutorial yang dapat bermanfaat bagi masyarakat yang menyaksikan video kita, menyebarkan informasi terkait kegiatan di kantor kita (kegiatan penelitian, pengembangan, publikasi dan lain-lain), termasuk keluarga dan lain sebagainya.
Vlog secara umum berarti sebuah video dokumentasi jurnalistik yang berada dalam web yang berisi tentang hidup, pikiran,opini dan ketertarikan yang tersaji secara runut seperti sebuah cerita (seperti pengertian ‘blog’ pada umumnya). Kebanyakan vlogger menggunakan Kamera tapi kita juga bisa membuat vlog dengan peralatan yang sederhana namun kemana-mana selalu mengikuti keberadaan kita, yaitu menggunakan hape (HP – mobile phone).
Terinspirasi dari hal tersebut, terutama seperti yang telah dicontohkan oleh pak Jokowi, Kepala Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, Ir. Misto, MP berinisiatif untuk mengadakan pelatihan membuat vlog dan meminta kesediaan ketua Vlomaya (Vlogger Kompasiana Pemerhati Budaya) yang juga adalah salah satu Peneliti di BP2LHKM yaitu Drs. Bugi Kabul Sumirat, MPhil., yang telah beralih tugas menjadi peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) yang berlokasi di kota Bogor, Provinsi Jawa Barat untuk memberikan pelatihan Vlog berbasis Hape. Pelatihan tersebut dilaksanakan di ruang rapat BP2LHKM pada tanggal 31 juli 2018, dengan pemateri tunggal adalah Pak Bugi. Kegiatan pelatihan tersebut disambut dengan antusias oleh para peneliti dan seluruh pegawai karena sebenarnya anjuran untuk menyebarluaskan kegiatan penelitian telah lama ditekankan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan melalui vlog adalah salah satu diantaranya.
Materi yang disajikan oleh Bugi Kabul Sumirat dalam pelatihan setengah hari itu menekankan tentang tentang membuat vlog menggunakan hape dengan menggunakan beberapa aplikasi sederhana yang mudah di-instal di hape para peserta (syaratnya hanya hape/smartphone berbasis android dengan memori yang cukup). Aplikasi-aplikasi tersebut diperlukan untuk mempermudah dan mempercantik vlog yang akan dibuat oleh para peserta pelatihan nantinya.
Di sesi akhir, Pak Bugi meminta kepada seluruh peserta pelatihan untuk membuat video blog (vlog) tersebut secara berkelompok yang kemudian menguploadnya di saluran Youtube mereka masing-masing.
Dan hasilnya tidak mengecewakan, hanya dengan menggunakan kemampuan dasar tersebut, seluruh peneliti telah dapat membuat video yang keren walau masih dalam taraf sederhana (karena masih uji coba dan pengenalan terhadap aplikasi-aplikasi tersebut).
Saat pelatihan, pak Bugi menekankan bahwa “jika kita menyebar luaskan kegiatan penelitian kita melalui vlog yang kita buat tersebut itu bisa meningkatkan wawasan masyarakat mengenai kehutanan.” Sementara Kepala Balai, mengharapkan agar semakin banyak lagi vlogger-vlogger di lingkup BP2LHKM agar dapat melanjutkan semangat-semangat dalam membuat vlog untuk kegiatan penelitian yang dilakukan agar kegiatan penelitian tersebut dapat lebih terkomunikasikan lagi dengan cepat kepada pihak luar yang tentunya dapat menjadi penambah wawasan/pengetahuan masyarakat.
Tidak lama berselang setelah pelatihan, telah dihasilkan 1 (satu) video blog mengenai kegiatan penelitian yang dibuat oleh peneliti BP2LHK Makassar yaitu Nur Hayati yang mengambil tema “Kebun Murbei sebagai Pakan Ulat Sutera”. Diharapkan dengan vlog pertama dari peneliti BP2LHKM pasca pelatihan tersebut dapat membangkitkan semangat peneliti-peneliti lainnya untuk membuat vlog mereka masing-masing dan menyebarkan kegiatan penelitian mereka secara luas melalui sarana media sosial kantor ataupun pribadi. ***(IKI)