BP2LHK Makassar (Bantaeng, 31/03/2016)_Dalam Nawacita, dari 9 program Nawa Cita, 5 program sangat terkait dengan kegiatan Kementerian LHK. Dua diantaranya adalah adalah membangun dari pinggiran dan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Hal tersebut disampaikan oleh, Ir. Thomas Nuflinuri, M.Sc, Kepala Bagian Rencana dan Program pada Biro Perencanaan pada saat memberikan pemaparan ringkas tentang program prioritas Kementerian LHK untuk mendukung Nawacita di Bantaeng, Kamis (31/03).
Menurut Thomas, kegiatan pengembangan mikrohidro yang dilaksanakan oleh BP2LHK Makassar sangat mendukung dua program Nawacita ini.
Thomas sangat mengaparesiasi keterlibatan Balang Institut sebagai pendamping kegiatan Mikrohidro. Beliau mengakui bahwa peran LSM Pendamping balang dalam kegiatan tersebut sangat diperlukan dan berharap agar kerjasama tersebut dapat terus dipertahankan.
Sementara itu,Ir. Hunggul YSHN, M.Si, peneliti BP2LHK Makassar selaku penanggungjawab kegiatan pengembangan Mikrohidro memaparkan sekilas mengenai tujuan, sasaran dan proses pelaksanaan kegiatan pengembangan mikrohidro.
“Pada kegiatan pengembangan mikrohidro ini, selain untuk penerangan, listrik yang dihasilkan juga dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pondok pengering hybrid, mesin pencacah kompos dari limbah pertanian, dan mesin pengolahan kopi serta ganyong yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pinggir hutan melalui peningkatan ekonomi mikro pedesaan” kata Hunggul
Lebih lanjut Hunggul mengatakan bahwa faktor keberhasilan dari kegiatan ini tidak hanya substansi kegiatan yang integratif, melainkan juga proses pendampingan yang konsisten yang dilakukan oleh LSM pendamping yang menjadi katalis utama dari keberhasilan kegiatan jangka panjang.
Tim menyempatkan diri bertemu dengan Balang Institut, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Kota Bantaeng yang bermitra dengan BP2LHK Makassar khususnya dalam membantu pendampingan masyarakat. Bertempat di Kantor Sekretariat Balang, diadakan diskusi terkait kemajuan kegiatan pengembangan Mikrohidro yang sudah berjalan dan pendampingan yang diperankan oleh Balang Institut.
Direktur Balang Institut, Adam Kurniawan menjelaskan bahwa selama ini kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh Balang di beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan seringkali terkendala pada persoalan tidak tersedianya teknologi praktis yang bisa diaplikasikan. Bermitra dengan BP2LHK Makassar, persoalan tersebut bisa diatasi.
Diskusi bersama Balang Institut yang berkangsung + 1 jam dilanjutkan dengan kunjungan kelokasi Mikrohidro yang berada Kampung Babangeng, Desa Pa’bumbungan.
Kondisi desa yang tenang dan sejuk serta keramahan penduduknya memberikan kesan awal yang baik bagi tim KLHK. Tim disambut dan dijamu disalah satu rumah warga yang oleh masyarakat dijadikan tempat berkumpul warga sekaligus tempat pemusatan kegiatan.
Di halaman rumah tersebut, di bangun pondok pengering. Pondok pengering yang didisain oleh Hunggul dkk dalam pengoperasiannya menggunakan sumber pemanas hybrid yaitu kombinasi sinar matahari dan energi listrik dari mikrohidro. Alat tersebut difungsikan untuk mengeringkan kopi, olahan ganyong sebagai alternatif pangan, dan kacang-kacangan, Dengan menggunakan alat ini, tingkat kekeringan kopi dan ganyong bisa diatur sesuai yang diinginkan sekaligus mempersingkat waktu dibandingkan dengan pengeringan alami.
Selain alat pengering kopi, di lahan samping rumah juga terpasang ATHUS (alat takar hujan sederhana), sebuah alat penakar hujan hasil temuan BP2LHK Makassar. Kabag Program sangat mengapresiasi pemasangan alat tersebut. Alat yang berbiaya murah ini dipasang oleh BP2LHK Makassar selain untuk menghasilkan data hujan setempat juga dirancang untuk digunakan sebagai sumberdata curah hujan wilayah untuk membangun sistem peringatan dini banjir dan longsor.
Kelebihan lain adalah pengamatan yang dilakukan oleh anak-anak SD sebagai bagian dari pengenalan IPTEK dan sadar bencana sedini mungkin. Pak Thomas menyarankan agar kedepannya lokasi kegiatan ini bisa diusulkan sebagai salah satu Kampung Iklim yang menjadi program dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim.
Pada kesempatan ini juga dilakukan kunjungan ke lokasi turbin (power house) yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Di lokasi Turbin, Tim menyaksikan proses pembelajaran pemeliharaan turbin yang dilakukan oleh masyarakat dan peneliti.
Diakhir kunjungannya, Tim KLHK menyampaikan harapannya agar kegiatan Pengembangan Mikrohidro BP2LHK Makassar dapat terus dipertahankan bahkan lebih dikembangkan. Usaha-usaha produktif yang bisa lahir dengan adanya Mikrohidro merupakan salah satu indikator bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. “Kecil tapi sangat berarti,”kata Thomas.
“Ini adalah kegiatan daerah pinggiran yang bisa mengangkat ekonomi rakyat” pungkas Thomas.
Kegiatan ke lokasi kegiatan mikrohidro dilaksanakan dalam rangka peninjauan/orientasi calon lokus Rencana Kegiatan Pemerintah (RKP) 2017, Tim Kementerian LHK yang terdiri dari Kepala Bagian Rencana dan Program pada Biro Perencanaan, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc, Kepala Sub Bagian Program Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Dr. Henry S. Inah, M.Sc, Ka Sub Bag Tata Usaha Sekretariat BLI, Wiwi Nurhayati, SP dan Tim MIkrohidro BP2LHK Makassar. ***Syarief dan Hunggul (di edit oleh Tim DI, BLI))