Untuk pertama kalinya BPK Makassar menjalin kerjasama penelitian dengan ICRAF (International Centre for Research in Agroforestry) yang juga dikenal dengan nama “World Agroforestry Centre”. Kerjasama ini berlangsung mulai tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan 31 Maret 2014. Dokumen Memorandum of understanding (MoU) ditandangani oleh Kepala Balai BPK Makassar, Ir. Muh. Abidin, M.Si dan koordinator regional ICRAF Asia Tenggara, Ujjwal P. Pradhan, Ph.D.
Kerjasama penelitian ini di fokuskan pada model agroforestry dengan aplikasi biorehabilitasi lahan dan teknik silvikultur yang dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Kru Tim pelaksana kerjasama dari BPK Makassar terdiri dari Ir. Muh. Abidin, M.Si, Ir. Suhartati, MP., Hasnawir, S.Hut, M.Sc, Ph.D, Retno P, S.Si, M.Sc, Ir. Nursyamsi, M.Sc, Edi Kurniawan, S.Hut, Drs. Baharuddin. Adapun untuk tema penelitian adalah:
1) Model agroforestry dengan aplikasi bio-rehabiltasi lahan (Bio-rehabilitasi adalah teknologi rehabilitasi yang berbasis pada pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui peningkatan ketersediaan dan penyerapan hara dalam tanah), tujuannya adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan, produksi dan kualitas kayu yang dipengaruhi oleh isomik dengan kombinasi tanaman pangan,
2) Pemilihan teknik silvikultur untuk memperbaiki manajemen sistem agroforestry berbasis kayu, tujuannya adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan, produksi dan kualitas tanaman kayu yang dipengaruhi oleh kombinasi perlakuan dari kombinasi intensitas pemangkasan dan penjarangan pohon di dalam sistem agroforestry berbasis kayu,
3) Produksi tanaman pangan di dalam sistem agroforestry berbasis kayu, tujuannya adalah untuk mengevaluasi praktik pengelolaan, produksi dan profitabilitas dari budidaya tanaman pangan di bawah tegakan sistem agroforestry berbasis kayu.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a) terbangunnya demplot model agroforestry dengan teknik bio-rehabilitasi lahan seluas 0,5 ha dan demplot pilihan teknik silvikultur untuk memperbaiki manajemen sistem agroforestry berbasis kayu sekaligus produksi tanaman pangan seluas 0,5 ha, b) pengembangan kelembagaan kelompok tani kayu rakyat, dan c) publikasi ilmiah terkait penelitian.