BP2LHK Makassar(Makassar, 26-01-2019) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar telah menghadiri diskusi kritis dengan tema “Jaga Lingkungan, Kendalikan Banjir” pada hari Jumat 25 Januari 2019 di salah satu kafe di Makassar dengan mengundang Wartawan dan Humas UPT Se Sulawesi Selatan.
Diskusi tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk Peningkatan Kehumasan Lingkup LHK Sulawesi Selatan di tahun 2019 ini. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi Maluku selaku pelaksana kegiatan tersebut mengambil tema tersebut diatas dikarenakan Bencana Banjir yang melanda Makassar yang menyerang beberapa Kabupaten Seperti Gowa , Maros, Jeneponto, Takalar dan beberapa kecamatan di Sulawesi Selatan.
Kepala Pusat P3E SUMA, Dr. ir. Darhamsyah, M.Si sebagai pembicara diskusi tersebut menyebutkan bahwa penyebab Banjir di Makassar itu dikarenakan karena Beberapa DAS (Daerah Aliran Sungai) di Makassar Kehilangan fungsi alami dalam upaya pencegahan dan Perlindungan terhadap banjir.
Terdapat 5 DAS yang melintasi Wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Maros. Dari 5 DAS tersebut 3 di antaranya merupakan DAS Utama yaitu DAS Jeneberang, DAS Tallo, DAS Maros masuk dalam kategori status pengendalian bencana banjir prioritas tinggi.
Selanjutnya Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Andang Suryana Soma, berpandangan bahwa Banjir adalah sebuah harmoni alam dan perlu dilakukan sebuah usaha seperti menyediakan bank air atau kantong-kantong air sebanyak-banyaknya dan sungai –sungai lama dapat dihidupkan kembali dan dijadikan sebagai kantong distribusi air.
Sebagai penutup Kepala Pusat P3E SUMA berharap agar dilakukan antisipasi kedepan agar kejadian banjir selanjutnya dapat di hindari atau di minimalisir. Perlunya mengimplementasikan konsep perencanaan kota dalam pengelolaan aliran air yang diintegrasikan dengan masterplan drainase. (IKI)