BP2LHK Makassar (Makassar,17/01/2017)_Setelah studi banding pengelolaan kompos ke Jakarta dan Denpasar beberapa waktu lalu, delapan orang anggota Forum Komunikasi Bank Sampah (FKBS) perwakilan dari beberapa kelurahan di Kecamatan Tallo berkunjung ke BP2LHK Makassar, Kamis (12/1).
Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka melihat model pengelolaan sampah organik dan pemanfaatannya yang dilaksanakan dengan pendekatan penelitian. Selain berdiskusi tentang sampah dengan manajemen dan peneliti di kantor BP2LHK Makassar, FKBS juga melihat secara langsung proses pengelolaan sampah organik, mulai dari pembuatan mesin pengolahan sampah, proses pengolahan sampah menjadi kompos dan pemanfaatan kompos untuk pengembangan urban farming di demplot pengelolaan sampah BP2LHK Makassar.
Dalam sambutannya, Ir. Misto, MP, Kepala BP2LHK Makassar mengucapkan terimakasih atas kunjungan ini dan berharap bahwa kunjungan ini bisa bermanfaat nyata khususnya bagi FKBS Kecamatan Tallo dan umumnya bagi terselenggaranya pengelolaan sampah organik yang lebih baik di Kota Makassar.
Hal ini mengingat tugas utama BP2LHK Makassar selaku lembaga riset di bawah Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) adalah melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan lingkup LHK dan menyebarluaskan hasilnya kepada masyarakat luas.
“Walaupun baru berjalan 2 tahun, kegiatan pengembangan pengelolaan sampah organik BP2LHK Makassar telah menghasilkan beberapa temuan yang layak untuk diaplikasikan oleh pengguna,” ungkap Misto.
“Kami berharap kegiatan yang dilaksanakan BP2LHK Makassar dapat memberikan sumbangan nyata bagi pemerintah daerah dalam penyelesaian sampah perkotaan,” tambah Misto.
Terkait itu, Ir. Hunggul YSH Nugroho, M.Si selaku penanggung jawab kegiatan menjelaskan bahwa tim peneliti telah merancang alat pengelolaan sampah yang efektif dan efisien untuk digunakan mengelola sampah organik skala 5-10 rumah tangga, kantor, atau sekolah dan juga asrama.
Hunggul juga menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan penelitian untuk meningkatkan kandungan hara pada kompos hasil olahan sampah agar bisa bermanfaat secara maksimal untuk mendukung pengembangan urban farming.
Di lokasi bengkel kerja dan demplot urban farming BP2LHK Makassar, Hunggul bersama tim juga menjelaskan berbagai hal menyangkut mesin pengolah sampah, prosedur pengoperasian mesin, pengolahan sampah menjadi kompos sampai dengan pemanfaan kompos untuk urban farming.
“Sebagai peneliti, kami sangat berharap masukan dari para pengguna mengenai kinerja alat pengolah sampah yang kami rekayasa. Masukan ini akan kami gunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kinerja alat ke depan untuk menghasilkan alat yang paling efisien,” jelas Hunggul.
Pada kesempatan ini, Andien, pengurus FKBS Kecamatan Tallo sangat berharap pihaknya bisa memperoleh informasi berbagai hasil penelitian untuk bisa mereka gunakan dalam pengolahan sampah organik. Selain itu, Andien juga berharap ke depannya FKBS bisa bekerjasama dengan BP2LHK Makassar dalam penanganan sampah organik kota Makassar.***(Hunggul Y.S.H. Nugroho)