BP2LHK Makassar (Makassar,12/01/2017)_Saat ini, tim peneliti Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar sedang menguji coba penanaman enam varietas murbei. Kegiatan ini didasari munculnya pertanyaan “mungkinkah perkembangan ulat sutera dan produksi kokonnya dipengaruhi oleh varietas murbei yang diberikan?”.
Bersama masyarakat Kelompok Budidaya Sutera Kab. Soppeng, tim peneliti mencoba menanam berbagai varietas murbei untuk dikembangkan di lokasi kebun murbei masyarakat. Dalam ujicoba yang dilakukan pada November 2016 di Desa Sering, Kec. Donri-Donri, Kab. Soppeng ini, masyarakat terlibat langsung dan menjadi mitra utama sekaligus menjadi kelompok pemberdayaan tim peneliti BP2LHK Makassar nantinya.
“Dengan uji coba ini, diharapkan kelak kita dapat meningkatkan produksi kokon yang sekaligus dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas sutera yang diproduksi masyarakat,” kata Andriyani, salah satu peneliti yang terlibat.
Menurut Andriyani, memang saat ini kita perlu memperbaiki kualitas sutera yang sekarang sudah ada. “Sebagai langkah awal, varietas murbei yang diujicoba yang untuk pakan ulat sutera nantinya diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut,” tambah andriyani.
Enam varietas murbei yang dikembangkan, antara lain varietas murbei lokal Morus multicaulis (MC) dan Morus nigra (NG), sementara varietas murbei hasil persilangan KI34, KI41, Nigra Indica (NI) dan Australis Indica (Asi).
Kesemuanya menampakkan ciri-ciri yang berbeda jika dipandang secara kasat mata. Dari semuanya, Multicaulis memiliki daun yang paling besar dan paling disukai ulat dewasa (instar empat). Sedangkan Nigra memiliki daun kecil dan disukai ulat kecil (instar satu). Instar adalah fase perkembangan ulat sutera. Perilaku ulat sutera inilah yang mempengaruhi kokon yang dihasilkan.
Untuk menanam enam varietas tersebut, diperlukan lahan seluas ±0,5 hektar dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Total terdapat 3000 stek yang tertanam dengan komposisi tiap varietas sebanyak 500 stek. Sebagai informasi, murbei yang ditanam dikembangkan dengan teknik stek untuk memperoleh bibit dalam tempo yang relatif singkat dan mudah.***DDN