BP2LHK Makassar (Bulukumba, 04/12/2017) Pengembangan Hutan Rakyat (HR) merupakan salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan kayu, baik untuk kebutuhan lokal maupun untuk memenuhi kebutuhan industri, mengingat produksi kayu dari hutan alam semakin menurun. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat untuk terus mengembangkan hutan rakyat karena pasar kayu hutan rakyat akan semakin terbuka.
Akan tetapi, masyarakat masih terkendala dengan kurangnya kemampuan mereka dalam mengakses informasi pasar, menaksir potensi kayu, rendahnya kualitas kayu yang dihasilkan serta kurangnya pengetahuan dan kemampuan petani terkait pengelolaan pohon/ tegakan.
Melihat permasalahan tersebut, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kabupaten Bulukumba mengadakan Pelatihan Master TreeGrower (MTG) untuk meningkatkan pengetahuan petani.
Pelatihan MTG ini diselenggarakan selama 4 (empat) hari mulai tanggal 27 s/d 30 November 2017 bertempat di Wisma Sang Surya Jl. Sultan Hasanuddin Bulukumba dan dilanjutkan di Aula Kantor Desa Tanah Towa Kec. Kajang dan dihadiri oleh 26 orang peserta yang terdiri dari perwakilan petani dari Desa yang berbatasan langsung dengan Hutan Adat Ammatoa yakni Desa Tanah Towa dan Desa Malleleng Kec. Kajang serta Penyuluh Kehutanan.
Pelatihan ini dibuka oleh Sahriana Said, S.Hut, MM selaku Kepala Bidang Kehutanan dan Pelestarian Lingkungan Dinas LHK Kabupaten Bulukumba mewakili Kepala Dinas LHK Kabupaten Bulukumba. Dalam sambutannya, Sahriana mengatakan dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan petani memiliki kemampuan dalam mengelola hutan rakyat. “Petani tidak lagi membiarkan pohonnya bengkok dan cacat, sehingga mengurangi nilai jual di industri”, sahutnya.
Lebih lanjut Sahriana mengatakan, “pelatihan ini diharapkan bisa dijadikan oleh petani sebagai sumber pengetahuan dalam membangun dan mengelola hutan untuk menghasilkan kayu berkualitas dan bernilai jual tinggi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani”.
“Dinas LHK Kab. Bulukumba mengusahakan akan melaksanakan kegiatan serupa setiap tahunnya agar kemampuan para petani di tiap desa bisa merata” lanjut Sahriana.
Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Pemkab Bulukumba sudah intens melakukan kerjasama dengan BP2LHK Makassar melaksanakan pelatihan MTG. “Pelatihan ini sudah dilaksanakan sebanyak 3 kali” kata Sahriana
Meskipun wewenang pengelolaan HR sudah beralih ke Dinas Provinsi, tetapi Dinas LHK masih melakukan pendampingan terhadap petani pengelola HR.
Sementara itu, tim peneliti BP2LHK Makassar yang diwakili oleh Ir. Achmad Rizal HB, MT menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Dinas LHK Kabupaten Bulukumba atas kepercayaan yang diberikan kepada tim peneliti BP2LHK Makassar untuk memfasilitasi kegiatan Pelatihan MTG ini.
Achmad dalam sambutannya mengatakan pelatihan MTG ini sendiri baru dilakukan di 5 lokasi yaitu, Pati Jawa Tengah, Gunung Kidul Yogyakarta, Sumbawa NTB, Konawe Selatan Sulawesi Tenggara dan Bulukumba Sulawesi Selatan. “Khusus Bulukumba, petani yang sudah pernah mengikuti pelatihan MTG sekitar ± 200 Orang petani” terang Achmad.
Pelatihan ini diisi oleh beberapa fasilitator dari tim Peneliti BP2LHK Makassar diantaranya Ir. Achmad Rizal HB, MT, Dr. Abd. Kadir W, S.Hut, M.Si, Nurhaedah Muin, SP, M.Si dan Nur Hayati, SP, M.Sc.
Materi pengenalan MTG disampaikan oleh Dr. Abd. Kadir W, S.Hut, M.Si. Dalam paparannya, Kadir menyatakan bahwa “Tujuan dari pelatihan MTG ini adalah meningkatkan kemampuan petani mengambil keputusan di dalam pengelolaan tanaman yang disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya petani dan permintaan pasar.
“Di dalam pelatihan ini, kita fokus kepada peningkatan kesadaran dan pemahaman petani atas kebutuhan dan permintaan pasar, pengetahuan pertumbuhan dan pengukuran pohon dan tegakan” kata Kadir.
Istilah Master TreeGrower mempunyai arti bahwa peserta diharapkan menjadi petani yang cerdas, terampil dan terlatih dalam menghasilkan kayu yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.
Kadir berharap pendekatan MTG dalam kegiatan pelatihan petani perlu terus dikembangkan, karena telah memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman petani hutan rakyat dalam membantu meningkatkan pengelolaan hutan rakyat di Kab. Bulukumba.
“Melalui pelatihan MTG, petani menyadari bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan harga jual kayu adalah dengan jalan menghasilkan kayu berkualitas dan sesuai spesifikasi kayu yang dibutuhkan oleh pasar/industri dengan melakukan pengelolaan pohon dan tegakan dengan baik” ujarnya.
Kayu berkualitas dan harga yang tinggi hanya dapat diperoleh dengan melakukan pengelolaan pohon dan tegakan dengan baik. Dengan demikian, harapan untuk meningkatkan kesejahteraan petani hutan rakyat dapat terwujud.***(AH)