BP2LHK Makasssar – Banyaknya pengguna media sosial saat ini di Indonesia mencapai 150 juta orang atau 56% dari total populasi Berdasarkan hasil riset wearesosial hootsuite yang dirilis Tahun 2019. Besarnya populasi tersebut Badan Litbang Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berusaha untuk menguatkan promosi nya dengan membuat sebuah workshop peningkatan Kapasitas Pengelola media Sosial dan mengundang pejabat struktural lingkup BLI yang menangani pengelolaan website dan media sosial, Peneliti dan admin media sosial BLI pusat dan daerah salah satunya admin media sosial Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Wallacea Research Center) bersama Kepala Data Informasi dan Kerjasama Ir. Turbani Munda, M.Hut. dan pada kegiatan tersebut jumlah peserta yang hadir terkonfirmasi sebanyak 75 orang juga mengundang pemateri professional dari Tempo.co yang masing-masing membahas materi yang begitu penting dalam membuat konten berkualitas.
Terdapat 3 pemateri yaitu Bagja Hidayat, Redaktur Pelaksana Majalah Tempo, memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengemas konten. Ferdinand Akbar, Manajer Media Sosial Tempo.Co, berbagi tentang bagaimana cara membangun trafik website melalui Media Sosial dan Strategi Media Sosial dan Alfan Noviar, Manajer Video Tempo TV, memberikan masukan bagaimana cara membuat konten video.
Hadir pula Sekretaris badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Sylvana Ratina, M.Si dalam sambutannya menyampaikan “bertranformasinya Media sosial sebagai salah satu sumber informasi yang akrab dengan masyarakat Indonesia maupun di dunia maka BLI dan KLHK juga telah memanfaatkan media sosial sebagai salah satu cara mempromosikan dan menyebarluaskan hasil iptek dan inovasi yang dihasilkan.”
“Dengan adanya Workshop Penguatan Promosi Badan Litbang dan Inovasi melalui Peningkatan Kapasitas Pengelola Media Sosial, hal ini dapat menjadi salah satu bagian dari upaya mendelivere proses komunikasi untuk menyebarluaskan informasi tentang BLI dan hasil-hasilnya secara terus menerus. Tujuannya adalah agar publik mengetahui keberadaan dan peran BLI, menyebarluaskan iptek dan inovasi yang dihasilkan agar masyarakat dapat memanfaatkannya dan dijadikan rujukan” ucap Sylvana
Pengelola media sosial harus diiringi pengetahuan tentang bagaimana melakukan strategi pengelolaan konten dan dapat memahami bagaimana menyesuaikan konten dengan karakteristik masing-masing platform serta membangun engagement.
Di akhir workshop dibentuk Tim Unit Reaksi Cepat BLI yang bertujuan untuk mengantisipasi seluruh isu-isu terkait Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui jaringan media sosial yang dimiliki oleh BLI. Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi berharap dengan adanya pelatihan ini kedepannya akan terjalin kolaborasi, berbagi/sharing informasi melalui seluruh platform media sosial berupa berita, program terkini, atau informasi apa pun yang dianggap perlu disebarluaskan kepada masyarakat; selain itu juga hasil dari kegiatan ini akan membuka kesempatan bagi publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan serta mendengarkan opini masyarakat terkait BLI.***(Opi)