BP2LHK Makassar (26/03/2019)-Persoalan sampah tak kunjung selesai, tingginya kepadatan penduduk membuat konsumsi masyarakat pun juga menjadi meningkat. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Bahaya(B3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati menerangkan rata-rata timbulan sampah harian di kota metropolitan (jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa) dan kota besar (jumlah penduduk 500 ribu-1 juta jiwa) masing-masing adalah 1.300 ton dan 480 ton (source: www.ekonomi.bisnis.com)
Memperhatikan hal tersebut SD IT Al Insyirah Makassar sesuai program pembelajarannya, mengunjungi Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar untuk mengetahui teknik-teknik pengelolaan sampah dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang (Siswa kelas IV) yang didampingi oleh 4 Guru pembimbing.
Dari kunjungan para di kantor BP2LHK Makassar, para siswa/siswi diharapkan dapat memehami teknik pengelolaan sampah serta dapat menjadikan anak yang peduli lingkungan dan tahu cara mengelola sampah yang baik dan benar.
Tim dari BP2LHK Makassar memberikan materi pada tiga lokasi, yaitu : 1) Demplot Urban Farming yang dibimbing oleh Wahyudi Isnan, S.Hut, M.Hut, 2) Lokasi Persemaian yang dibimbing oleh M. Aziz Rakhman,S.Hut, dan Bengkel kerja BP2LHK Makassar yang dibimbing oleh Muhammad Saad, S.Hut.
Pada lokasi demplot Urban Farming, para siswa diperlihatkan langkah demi langkah proses pembuatan kompos dari sampah-sampah organik (daun-daun kering) sehingga menjadi kompos..
Siswa diperlihatkan mesin pencacah sampah yang digunakan untuk memperkecil ukuran sampah sehingga proses pengomposan lebih cepat. Serta diperlihatkan pada proses berikutnya dengan menggunakan komposter serta bak kompos yang tersedia.
Terdapat juga tungku aram sekam sederhana, alat untuk membuat arang sekam untuk dipakai sebagai bahan media tanam di persemaian.
Pada lokasi persemaian, para siswa diperkenalkan jenis-jenis tanaman hutan yang ada dan cara merawat tanaman agar terhindar dari hama dan penyakit. Di lokasi persemaian diperlihatkan juga cara membuat media tanam dengan mencampurkan antara tanah, arang sekam dan kompos serta memasukkan dalam polybag-polybag yang sudah disediakan.
Selanjutnya pada Bengkel kerja BP2LHK Makassar para siswa sangat antusias melihat beberapa karya Inovasi IPTEK BP2LHK Makassar, seperti kompor biomassa (Kombi) yang memanfaatkan dahan/ranting dari sampah organik yang tidak dibuat kompos untuk bahan bakar Kombi, sehingga dapat menghemat penggunaan kayu bakar. Adapun penggunaan listrik untuk Kombi hanya berkisar 1000 rupiah perbulan dengan asunsi pemakaian Kombi 4-5 jam per hari. (daya listrik Kombi, 2,4 watt per jam)
Para siswa sangat senang dan terhibur dalam kunjungan di BP2LHK Makassar, mereka juga sangat cerdas dengan mudah menerima setiap materi yang diberikan oleh pembimbing.
Semoga mereka menjadi generasi penerus yang peduli akan sampah, sehinga dapat mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan bernilai. ***(IKI)