BP2LHK Makassar (19/04/2018)_ Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar menyelenggarakan Press Tour Hasil litbang yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 19 April 2018 yang pembukaan dilakukan di Kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar berlangsung sesuai dengan harapan hingga acara utama dilakukan di Kampung kayu biranga Kelurahan Borongrappoa Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.
Kegiatan press tour ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan melihat inovasi hasil penelitian BP2LHK Makassar di Kabupaten Bulukumba yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) atau pembangkit listrik tenaga air berskala kecil berkapasitas 5Kw-1MW per unit di daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) pada empat Kampung yang terdapat di Bulukumba yaitu Kampung Na’na , Kampung Kayu Biranga, Kampung Katimbang dan Kampung Senggang.
Ditengah gencarnya pengimplementasian program yang dapat bermanfaat bagi masyarakat baik berupa hasil maupun akses yang lebih besar terhadap sumber daya hutan, BP2LHK Makassar menciptakan inovasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat yang belum mendapatkan aliran listrik dikarenakan karena faktor topografi yang umumnya bergunung-gunung dengan lereng lapangan yang sangat curam.
Dengan memanfaatkan anak-anak sungai yang mengalir dari puncak-puncak gunung sangat banyak terbangunlah PLTMH di daerah tersebut. Bahkan Bupati Bulukumba Sukri Sappewali mengungkapkan dalam audiensi penyambutan Kepala BLI besera jajarannya serta rekan-rekan media di Rumah Jabatan Bupati Bulukumba (18/04/2018) “masyarakat desa tersebut menolak Instalasi listrik PLN dan lebih memilih PLTMH karena lebih murah dan ramah lingkungan” ungkapnya.
Bupati Bulukumba menyambut baik dan berterima kasih kepada BLI KLHK terkhusus kepada BP2LHK Makassar yang membuat Inovasi PLTMH yang ramah lingkungan. PLTMH tidak sama sekali merusak ekosistem pegunungan yang terdapat disana dikarenakan air yang digunakan untuk memutar turbin tidak terbuang tetapi kembali lagi ke jalurnya.
Hal tersebut sejalan dengan Program Pemerintah Joko Widodo yang mana masyarakat harus diajak dan ikut serta dalam menjaga dan mengelola hutan. PLTMH juga sudah membuat masyarakat lebih cintah terhadap hutan seperti yang diungkapkan Bupati Bulukumba “ kalau ada penjarah hutan dari daerah lain, mereka langsung menangkapnya sendiri. Berarti masyarakat sudah memiliki kecintaan yang tinggi terhadap hutannya karena sudah memberi manfaat bagi mereka.” Terangnya dihadapan para media yang mengikuti kegiatan press tour ini.
Salah satu warga masyarakat Pak Saleh dalam kesaksiaanya mengenai manfaat PLTMH dalam merubah kehidupan masyarakat tersebut sebelum dan sesudah menggunakan PLTMH dan dia menjelaskan bahwa “Saya mengucapkan terima kasih kepada Litbang Makassar karena telah menghasilkan inovasi yang sangat bermanfaat ini , karena sebelum adanya Pembangkit listrik tenaga air tersebut kami masyarakat disini menggunakan generator listrik dengan bahan bakar bensin yang hanya bertahan satu jam saja.“ Jelas Saleh
Ir. Hunggul Yudono SHN M.Si yang merupakan Ketua tim Mikrohidro BP2LHK Makassar menjelaskan bahwa “Mikrohidro bukan hanya sekedar alat yang bertujuan untuk listrik tapi tujuan pembuatan PLTMH tersebut untuk bagaimana masyarakat bisa mencintai dan menjaga hutan.”
“keberhasilan pembangunan PLTMH berbasisi partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan ini diharapkan dapat mendukung pencapaian Nawacita, agenda prioritas Presiden Jokowi. Hal ini mengingat “pembangunan Desa dan pedesaan” dan “ Kedaulatan pangan dan Energi ” masuk dalam program prioritas Nasional sebagai jabaran dari nawacita ketiga “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat wilayah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan” dan Nawacita ketujuh “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan mempercepat sektor strategis ekonomi domestik” tambah Hunggul
Kepala BLI Agus Justianto mengatakan keberhasilan ini merupakan bentuk dukungan BLI dan Mitra terhadap program perhutan sosial. “ Pemerintahan pak jokowi mendorong akses masyarakat ikut mengelola hutan. Tapi faktanya tidak cukup hanya memberikan akses saja tapi juga bagaimana memberdayakan dan mendampingi mereka untuk bisa menjaga hutan.” ***(IKI)