• Home
  • Tentang Balai
    • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian
Log In
Header Image

  • Home
  • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian

Uji Coba Penanaman Jenis Jati Muna pada Tanah Masam di KHDTK Malili

Uji Coba Penanaman  Jenis Jati Muna pada Tanah Masam di KHDTK Malili

Suhartati

I.    PENDAHULUAN

 A.   Latar Belakang

Wilayah Sulawesi Selatan khususnya bagian Utara, memiliki luas lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan berbagai jenis tanaman berkayu, termasuk tanaman jati sangat digemari oleh masyarakat setempat.  Namun  pada umumnya kondisi lahan pada daerah-daerah tersebut, bercurah hujan tinggi atau tergolong tipe iklim A, dan memiliki kemasaman tanah yang sangat tinggi atau pH rendah.  Oleh karena itu, perlu uji coba pengembangan  jati muna pada daerah-daerah tersebut, walaupun kondisi lahan  dan lingkungan serta iklim    berbeda   dengan sebaran alam daripada tanaman jati tersebut. Kondisi demikian dapat dieliminir dengan penggunaan bibit asal klon tanah masam, dan manipulasi lingkungan berupa pemberian kapur untuk menetralkan  nilai pH tanah.

KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus)  berlokasi di Malili, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Berdasarkan hasil survey  BPK-UP dan UGM, bahwa persyaratan tumbuh untuk tanaman jati sekitar wilayah KHDTK Malili, tergolong  kelas kesesuaian  N1 (tidak sesuai), pH tanah  termasuk rendah atau agak masam, dan  tanah yang kurang subur.  Sedangkan tanaman jati memiliki karakteristik pertumbuhan dan tapak yang spesifik, sehingga perlu upaya  penerapan silvikultur intensif.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka untuk pengembangan tanaman jati khususnya tanaman jati muna pada kondisi tapak yang berbeda dengan sebaran alamnya seperti halnya kondisi lahan  pada sekitar wilayah  di KHDTK Malili , maka diupayakan penggunaan bibit asal klon tanah masam dan dan peningkatan nilai pH tanah, serta suplai unsur-unsur hara melalui pemupukan.

 B.   Tujuan

–      Megetahui  penampilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman jati muna pada kondisi lahan yang bersifat masam.

–     Mengetahui pertumbuhan bibit okulasi  di persemaian dari beberapa sumber klon jati.

–      Mengetahui sumber klon yang dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah yang sifatnya masam

 C.   Luaran

–   Sumber klon yang sesuai untuk tanah-tanah masam

–   Terbangunnya demplot tanaman jati muna

–    Informasi teknik penanaman dan pemeliharaan jati muna, pada kondisi lahan yang bersifat masam

–   Data potensi tegakan jati yang tumbuh pada suatu kondisi lahan yang berbeda dengan sebaran alamnya

 II.     METODOLOGI PENELITIAN

 A.   Lokasi Penelitian

Demplot tanaman jati seluas 1,5 ha, pada saat dilakukan pengamatan, tanaman jati berumur 20 bulan dilapangan. Untuk kegiatan penanaman, meteri bibit diperoleh dari   sumber klon jati muna yang berlokasi di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, sedangkan pelaksanaan pembibitan okulasi dipersemaian BPPKS Makassar,  Lokasi penanaman  dilaksanakan di KHDTK Malili, Kabupaten Luwuk Timur.  Secara umum lokasi penelitian berada pada ketinggian 50-307 m di atas permukaan laut, topografi berombak sampai bergunung, dan tipe tanah ultisol dari bahan induk ultrabasik. Menurut klasifikasi  Sehmidt dan Fergusson termasuk tipe iklim A, dan berdasarkan hasil analisis tanah, tergolong tipe tanah yang kurang subur dan bersifat masam.

 B.   Bahan dan Alat  Penelitian

Pada penelitian ini adan dua kegiatan, untuk demplot seluas 1,5 ha, sedangkan untuk lahan penanaman  seluas 1,0 ha,  materi tanaman adalah jati  muna  yang dibibitkan secara okulasi, scion diambil dari klon pohon induk jati muna asal tanah  masam di Kabupaten Konawe, root stock diambil dari Kabupaten Raha,  persemaian, sungkup, polybag , media pembibitan, slang, gembor, pisau okulasi, gunting stek, calpper, meteran, pupuk kandang, pupuk NPK, kapur dolomit, peralatan pertanian, alat tulis menulis, dan lain-lain.

 C.   Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini diamati dua aspek pengamatan, yaitu kajian pertumbuhan tanaman jati pada tanah masam (demplot tanaman jati), dan pengamatan pertumbuhan bibit okulasi di persemaian dan pertumbuhan di lapangan.

1. Pengamatan pada Demplot Tanaman Jati

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diawali dengan pembuatan plot permanen atau demplot, yang bertujuan untuk pemantauan pertumbuhan. Dalam plot tersebut dibuat petak-petak pengamatan, berdasarkan jumlah perlakuan yang dicobakan, sehingga penelitian dirancang dengan pola Rancangan Acak Kelompok, Perlakuan adalah dosis pupuk NPK, dan terdiri atas 3 kelompok sebagai ulangan.

Perlakuan  adalah 3 taraf dosis pupuk dan satu kontrol    yaitu :  0 gr sebagai  kontrol,    50 kg,  100 kg , dan  150 kg.  Percobaan ini terdapat 20 kombinasi atau unit penagamatan,, masing-masing unit pengamatan ada 10 tanaman. Pada petak-petak pengamatan akan dilakukan analisa sifat fisik dan kimia tanah dengan cara pengambilan sample tanah secara komposit.

 2. Pengamatan Pertumbuhan Bibit di Persemaian dan di Lapangan

Bibit   bersumber  dari 20 klon pohon induk jati muna  asal tanah masam, dan pada  umur 3 bulan dipersemaian atau siap tanam, dilakukan pengamatan pertumbuhan tinggi dan diameter,serta jumlah daun.  Sedangkan untuk pengamatan dilapangan di rancang dengan pola  Petak Trepisah (Split Plot),yaitu

–    Faktor Petak  Utama adalah  dosis  kapur dolomit (D)yang terdiri atas 4 taraf yaitu D0 =  0 kg , D1= 1,0  kg, D2=  2,0 kg ,D3 = 3,0 kg.

–   Faktor  Anak Petak  adalah  Sumber Klon yang terdiri atas  20 klon yaitu;  K1; ……………, K20.  Kombinasi perlakuan ada 80 (KK) , masing-masing kombinasi perlakuan ada 10 ulangan.

 D.   Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati untuk pertumbuhan bibit dipersemaian adalah  persentase tumbuh, pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah daun. Sedangkan untuk pengamatan dilapangan adalah parsen tumbuh, pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah tunas, dan data pendukung adalah pekembangan sifat- sifat tanah, dan kondisi geofisik lingkungan lokasi penelitian.

 E.   Analisa Data

Kajian pertumbuhan tanaman jati pada demplot, dilakukan dengan anlisis Uji Beda Nyata Terkecil.  Sedangkan data penagamatan pertumbuhan bibit dipersemaian, sementara disajikan dalam bentuk tabel, dan data pengamatan  dilapangan untuksementara, baru data persentase tumbuh.  Uji selanjutnya dapat dilakukan dengan uji Duncan.

<<<kembali

<center><a href='http://makassar.bsilhk.menlhk.go.id/'>Copyright (c) 2017 BPSILHK Makassar </a></center>