Uji Coba Penanaman Jenis Jati Muna pada Tanah Masam di KHDTK Malili
Suhartati
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah Sulawesi Selatan khususnya bagian Utara, memiliki luas lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan berbagai jenis tanaman berkayu, termasuk tanaman jati sangat digemari oleh masyarakat setempat. Namun pada umumnya kondisi lahan pada daerah-daerah tersebut, bercurah hujan tinggi atau tergolong tipe iklim A, dan memiliki kemasaman tanah yang sangat tinggi atau pH rendah. Oleh karena itu, perlu uji coba pengembangan jati muna pada daerah-daerah tersebut, walaupun kondisi lahan dan lingkungan serta iklim berbeda dengan sebaran alam daripada tanaman jati tersebut. Kondisi demikian dapat dieliminir dengan penggunaan bibit asal klon tanah masam, dan manipulasi lingkungan berupa pemberian kapur untuk menetralkan nilai pH tanah.
KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) berlokasi di Malili, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil survey BPK-UP dan UGM, bahwa persyaratan tumbuh untuk tanaman jati sekitar wilayah KHDTK Malili, tergolong kelas kesesuaian N1 (tidak sesuai), pH tanah termasuk rendah atau agak masam, dan tanah yang kurang subur. Sedangkan tanaman jati memiliki karakteristik pertumbuhan dan tapak yang spesifik, sehingga perlu upaya penerapan silvikultur intensif.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka untuk pengembangan tanaman jati khususnya tanaman jati muna pada kondisi tapak yang berbeda dengan sebaran alamnya seperti halnya kondisi lahan pada sekitar wilayah di KHDTK Malili , maka diupayakan penggunaan bibit asal klon tanah masam dan dan peningkatan nilai pH tanah, serta suplai unsur-unsur hara melalui pemupukan.
B. Tujuan
– Megetahui penampilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman jati muna pada kondisi lahan yang bersifat masam.
– Mengetahui pertumbuhan bibit okulasi di persemaian dari beberapa sumber klon jati.
– Mengetahui sumber klon yang dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah yang sifatnya masam
C. Luaran
– Sumber klon yang sesuai untuk tanah-tanah masam
– Terbangunnya demplot tanaman jati muna
– Informasi teknik penanaman dan pemeliharaan jati muna, pada kondisi lahan yang bersifat masam
– Data potensi tegakan jati yang tumbuh pada suatu kondisi lahan yang berbeda dengan sebaran alamnya
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Demplot tanaman jati seluas 1,5 ha, pada saat dilakukan pengamatan, tanaman jati berumur 20 bulan dilapangan. Untuk kegiatan penanaman, meteri bibit diperoleh dari sumber klon jati muna yang berlokasi di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, sedangkan pelaksanaan pembibitan okulasi dipersemaian BPPKS Makassar, Lokasi penanaman dilaksanakan di KHDTK Malili, Kabupaten Luwuk Timur. Secara umum lokasi penelitian berada pada ketinggian 50-307 m di atas permukaan laut, topografi berombak sampai bergunung, dan tipe tanah ultisol dari bahan induk ultrabasik. Menurut klasifikasi Sehmidt dan Fergusson termasuk tipe iklim A, dan berdasarkan hasil analisis tanah, tergolong tipe tanah yang kurang subur dan bersifat masam.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Pada penelitian ini adan dua kegiatan, untuk demplot seluas 1,5 ha, sedangkan untuk lahan penanaman seluas 1,0 ha, materi tanaman adalah jati muna yang dibibitkan secara okulasi, scion diambil dari klon pohon induk jati muna asal tanah masam di Kabupaten Konawe, root stock diambil dari Kabupaten Raha, persemaian, sungkup, polybag , media pembibitan, slang, gembor, pisau okulasi, gunting stek, calpper, meteran, pupuk kandang, pupuk NPK, kapur dolomit, peralatan pertanian, alat tulis menulis, dan lain-lain.
C. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini diamati dua aspek pengamatan, yaitu kajian pertumbuhan tanaman jati pada tanah masam (demplot tanaman jati), dan pengamatan pertumbuhan bibit okulasi di persemaian dan pertumbuhan di lapangan.
1. Pengamatan pada Demplot Tanaman Jati
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diawali dengan pembuatan plot permanen atau demplot, yang bertujuan untuk pemantauan pertumbuhan. Dalam plot tersebut dibuat petak-petak pengamatan, berdasarkan jumlah perlakuan yang dicobakan, sehingga penelitian dirancang dengan pola Rancangan Acak Kelompok, Perlakuan adalah dosis pupuk NPK, dan terdiri atas 3 kelompok sebagai ulangan.
Perlakuan adalah 3 taraf dosis pupuk dan satu kontrol yaitu : 0 gr sebagai kontrol, 50 kg, 100 kg , dan 150 kg. Percobaan ini terdapat 20 kombinasi atau unit penagamatan,, masing-masing unit pengamatan ada 10 tanaman. Pada petak-petak pengamatan akan dilakukan analisa sifat fisik dan kimia tanah dengan cara pengambilan sample tanah secara komposit.
2. Pengamatan Pertumbuhan Bibit di Persemaian dan di Lapangan
Bibit bersumber dari 20 klon pohon induk jati muna asal tanah masam, dan pada umur 3 bulan dipersemaian atau siap tanam, dilakukan pengamatan pertumbuhan tinggi dan diameter,serta jumlah daun. Sedangkan untuk pengamatan dilapangan di rancang dengan pola Petak Trepisah (Split Plot),yaitu
– Faktor Petak Utama adalah dosis kapur dolomit (D)yang terdiri atas 4 taraf yaitu D0 = 0 kg , D1= 1,0 kg, D2= 2,0 kg ,D3 = 3,0 kg.
– Faktor Anak Petak adalah Sumber Klon yang terdiri atas 20 klon yaitu; K1; ……………, K20. Kombinasi perlakuan ada 80 (KK) , masing-masing kombinasi perlakuan ada 10 ulangan.
D. Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati untuk pertumbuhan bibit dipersemaian adalah persentase tumbuh, pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah daun. Sedangkan untuk pengamatan dilapangan adalah parsen tumbuh, pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah tunas, dan data pendukung adalah pekembangan sifat- sifat tanah, dan kondisi geofisik lingkungan lokasi penelitian.
E. Analisa Data
Kajian pertumbuhan tanaman jati pada demplot, dilakukan dengan anlisis Uji Beda Nyata Terkecil. Sedangkan data penagamatan pertumbuhan bibit dipersemaian, sementara disajikan dalam bentuk tabel, dan data pengamatan dilapangan untuksementara, baru data persentase tumbuh. Uji selanjutnya dapat dilakukan dengan uji Duncan.