Pelaksana Kegiatan: Retno Prayudyaningsih, Albert D Mangopang, Bayu Wisnu Broto, Ramdana Sari, Edi Kurniawan, Hajar dan Fajri Ansari
ABSTRAK
Introduksi mikroba simbiotik pada tanaman lokal dalam restorasi lahan bekas tambang nikel, diduga tidak hanya meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan tanaman tetapi juga bisa memberi efek lanjut terhadap perkembangan komunitas biotik selanjutnya. Untuk itu penelitian mengenai teknologi restorasi lahan bekas tambang nikel melalui pemanfaatan mikroba simbiotik perlu dilakukan. Penelitian diawali pada tahun 2015 yang meliputi kegiatan eksplorasi mikroba tanah simbiotik, inventarisasi jenis tumbuhan lokal dan keanekaragaman hayati di lahan bekas tambang nikel. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi jenis dan status mikroba tanah simbiotik (FMA dan bakteri fiksasi nitrogen/rhizobium), mengidentifikasi keanekaragaman vegetasi dan fauna indikator serta kondisi biofisik lahan bekas tambang nikel. Hasil penelitian menujukkan Ada 5 jenis FMA di lahan bekas tambangn nikel yaitu Acaulospora denticulata, Gigaspora sp, Glomus sp. 1, Glomus sp. 2 dan Glomus sp. 3. Kerapatan spora FMA di lahan bekas nikel termasuk katagori rendah yaitu 1 – 9 spora per 100 gram tanah. Sebanyak 17 jenis tumbuhan yang tumbuh di lahan bekas tambang nikel berasosiasi dengan FMA, sedang 1 jenis tidak menunjukkan asosiasi dengan FMA pada akarnya. Tingkat kolonisasi/ infeksi FMA beragam antara 1,11 – 50%. Isolasi bakteri Rhizobium dari 3 sampel bintil akar dan 7 sampel tanah menghasilkan 35 isolat, dimana 31 isolat tergolong genus Rhizobium dan 4 isolat tergolong Bradyrhizobium. Jumlah koloni bakteri fiksasi N simbiotik di lahan bekas tambang nikel tergolong rendah yaitu 13,7 – 30,33 cfu/ml dari bintil akar dan 1,2 x 104 – 6,5 x 105 cfu/gr. Hasil analisis vegetasi pada hutan alam diperoleh 92 jenis, 9 jenis diantaranya memiliki nilai INP tertinggi dan tingkat pertumbuhan (regenerasi) lengkap yaitu jenis kayu cina, jambu-jambu, bintangur, dara-dara, poti, boe, apung, kayu merah dan kayu besi. Analisis vegetasi pada hutan alam pasca terbakar diperoleh 68 jenis, 5 jenis diantaranya memiliki nilai INP tertinggi dan tingkat pertumbuhan (regenerasi) lengkap yaitu apung, jambu-jambu, kayu besi, kuma pacak dan kelapa-kelapa. Pada areal pasca tambang ditemukan 19 jenis dan hanya 2 jenis yang sampai pada tingkat pancang yaitu jenis MO.2 dan MO.5. Ditemukan juga jenis jenis MO.1, MO. 6, MO.8 dan MO.11 yang tergolong jenis rumput dan berpotensi untuk dapat dijadikan cover crop. Keanekaragaman jenis vegetasi di lahan bekas tambang tergolong rendah untuk semua tingkatan pertumbuhan, sedang hutan lindung memiliki keanekaragaman jenis vegetasi yang tinggi, kecuali jenis tumbuhan bawah. Hutan alam terbakar memiliki keanekaragaman jenis vegetasi sedang. Vegetasi yang mendominasi lahan bekas tambang pada tingkatan pohon adalah sengon butoh dan jenis Mo.2. di Hutan alam (HL) pada umumnya didominasi oleh jenis Kayu Cina, sedangkan di Hutan Terbakar tidak ditemukan salah satu jenis yang mendominasi di seluruh tingkat tumbuh pohon. Secara umum komposisi jenis reptil dan amphibi di hutan lindung lebih banyak daripada hutan bekas terbakar.
Kata kunci: Restorasi, Mikroba simbiotik, Tanaman lokal, keanekaragaman hayati, tambang nikel