Teknik Perpanjangan Umur Benih Nyatoh, Bitti dan Eboni
Retno Prayudyaningsih
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih eboni, bitti dan nyatoh termasuk tipe rekalsitran sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Teknologi perpanjangan umur benih (penyimpanan) eboni, bitti dan nyatoh sampai saat ini masih belum dikuasai. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab kendala dalam budidayanya. Selama ini cukup banyak penelitian mengenai teknik penyimpanan benih eboni dan bitti, namun hasil yang diperoleh masih bersifat penyimpanan jangka pendek. Sedang untuk nyatoh sampai saat ini belum dilakukan penelitian mengenai teknik penyimpanannya. Untuk itu maka perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut dan dicari alternatif lain mengenai teknik penyimpanan benih eboni, bitti dan nyatoh sehingga pada akhirnya dapat diperoleh teknologi yang sederhana, mudah diterapkan dan umur benih pun dapat lebih panjang lagi.
B. Tujuan
Mengetahui teknik perpanjangan umur benih eboni, bitti dan nyatoh dalam bentuk biji
C. Luaran
Paket informasi teknik perpanjangan umur benih eboni, nyatoh dan bitti dalam bentuk biji.
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pengambilan/pengumpulan buah nyatoh di Kab. Tana Toraja, buah bitti di Kab. Bulumba, buah eboni di Camba/Maros dan, Mangkutana. Uji perkecambahan dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sulawesi di Makassar.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Bahan utama penelitian adalah buah nyatoh, bitti dan eboni yang telah masak fisiologis sebanyak 40 kg (7.920 benih ) untuk nyatoh, 18 kg (17.100 benih) untuk bitti dan eboni 40 kg (11.400 benih). Bahan lainnya adalah kardus, kaleng atau toples plastik, karung plastik, serbuk gergaji, serabut kelapa, abu sekam, arang dan pasir. Alat yang diperlukan adalah bak kecambah, oven, alumunium foil, kantong plastik, label dan spidol.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan faktorial 3 x 4. Faktor pertama adalah jenis wadah simpan dan factor kedua adalah jenis media simpan. Ulangan untuk tiap kombinasi perlakuan 3 buah dengan jumlah benih untuk masing-masing ulangan adalah 25 buah, dimana 20 benih akan dikecambahkan (uji daya kecambah) sedang yang 5 benih untuk pengukuran kadar air.
Faktor 1 (wadah simpan)
KL = Kaleng / Toples plastik
KD = Kardus
KP = Karung plastik
Faktor 2 (media simpan)
AS = abu sekam
SG = serbuk gergaji
SK = serabut kelapa
AR = Arang
Semua kombinasi perlakuan setelah diberi kode kemudian ditempatkan secara acak dalam ruang simpan suhu kamar (T = 25 – 28 0C, RH = 90 – 95%), selanjutnya benih yang disimpan dalam tiap kombinasi perlakuan dikecambahkan setiap 1 minggu sekali selama 2 bulan (8 minggu) untuk nyatoh dan eboni sedang untuk bitti, benih dikecambahkan setiap 1 minggu sekali selama 3 bulan (12 minggu). Pengamatan perkecambahan dilakukan setiap 2 hari sekali.
D. Parameter yang diamati
Parameter yang diamati adalah persen kecambah dan kadar air benih
E. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan Uji F (analisis varian), selanjutnya bila ada perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (BNJD).