Pengembangan Kebun Pangkas Tanaman Jati Muna
Budi Santoso
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengacu pada pengalaman negara lain yang telah maju dalam pembangunan hutan tanaman misalnya Brasil, Quensland, Afrika Selatan, dan lainnya., penggabungan antara kultur jaringan dan setek pucuk sangat dimungkinkan. Kultur jaringan digunakan sebagai alat memperbanyak materi unggul hasil uji klon dan perbanyakan untuk tujuan operasional lewat setek pucuk hasil kebun pangkas.
Pengadaan setek pucuk jati dimulai dengan pembangunan kebun pangkas dengan tahapan pengambilan vegetatif/generatif dari pohon induk yang terpilih, penanaman hasil vegetatif, pemangkasan, perundukan, pengambilan dan pemilihan setek, penanaman setek pada bak perakaran, penyapihan ke kantong plastik dan pemeliharaan. klon-klon yang berhasil di setek selanjutnya mulai di uji di lapangan.
Menurut Na’iem (2000) pengembangan setek pucuk jati ternyata bukan pekerjaan yang sulit dan jati merupakan spesies yang sangat mudah dibiakan dengan setek pucuk jati. Pengembangan kebun pangkas jati Muna dari pohon-pohon induk hasil seleksi seharusnya menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jangka pendek.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah diperolehnya teknologi kebun pangkas jati Muna dan terbangunnya kebun pangkas jati Muna:
Sedang sasaran kegiatan tahun dinas 2005 adalah :
- Terbentuknya kebun pangkas jati Muna di Malili dan mengetahui produkstivitas stek yang dihasilkan.
- Uji coba pembuatan semai dari stek kebun pangkas jati Muna.
- Mengetahui keberhasilan penanaman bibit asal kebun pangkas di daerah bertanah masam.
C. Luaran
Luaran dari kegiatan penelitian ini adalah diperolehnya paket teknologi pembangunan kebun pangkas jati Muna dan pertanaman jati Muna bibit asal kebun pangkas.
II. METODE PENGEMBANGAN
A. Lokasi Pengembangan
Pengembangan kebun kebun pangkas jati Muna terletak Stasiun Penelititian dan Uji Coba Malili kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan. Lokasi ini terletak pada posisi 2o91 LS dan 120o49 BT pada ketingian di atas permukaan laut 100 m dpl.. Curah hujan rata-rata tahunan 2.140 mm, dengan jumlah curah hujan bulanan tidak pernah kurang dari 60 mm, sedang rata-rata bulan basah lebih dari 100 mm menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk A. Jenis tanah termasuk famili Rhodic Hapludoxs, lempungan, ferririk, isohipertermik, tanah bertekstur lempungan debuan, struktur remah, konsistensi sampai agak teguh. Tanah atasan bereaksi agak masam, kandungan bahan organic rendah, N total rendah, P tersedia sangat rendah, K tersedia rendah, Na, Ca dan Mg sangat rendah dan KPK rendah.
B. Bahan dan Alat Pengembangan
Bahan utama kegiatan pengembangan adalah pertanaman kebun pangkas jati Muna yang telah berumur 14 bulan di lapangan dan bahan penunjang lainnya adalah hormon, aquades, plastik bening, pupuk kandang, delomit, pupuk anorganik, herbisida, label dan lain-lain. Sedang peralatan yang akan digunakan adalah gunting stek, pH meter, GPS, gunting dahan, peralatan pertanian, kaliper, meteran dan kompas.
C. Rancangan Pengembangan
Kegiatan pengembangan kebun pangkas meliputi :
- Pembangunan Kebun Pangkas dengan Perundukan Cabang, meliputi kegiatan sebagai berikut : pembersihan lokasi, pemupukan, pemangkasan tanaman jati, perundukan tanaman, pembuatan stek dan pemeliharaan tanaman .
- Uji Coba Penyetekan dari Kebun Pangkas. Tahapan kegiatan ini sebagai berikut : pembuatan sungkup, penyiapan media, penyiapan hormonm penyiapan stek, penanaman stek dalam polybag dan pemeliharaan.
- Uji coba Penanaman Bibit Asal Kebun Pangkas. Kegiatan penanaman akan dilakukan di SPUC Malili, Luwu Timur. Teknologi penanaman akan menggunakan standar penanaman jati yaitu : pengolahan tanah, pengukuran jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pemberian delomit 2 kg/tanaman, pemberian pupuk NPK 20 gr per tanaman, pendangiran dan pembersihan lokasi serta pengukuran. Luas tanaman diperkirakan 0,5 – 1 ha.