• Home
  • Tentang Balai
    • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian
Log In
Header Image

  • Home
  • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian

Model Pengelolaan Sumberdaya Air Mandiri Berbasis Desa (PAM-BD)

Pelaksana Kegiatan: M. Kudeng Sallata, Hunggul YSH Nugroho, La Ode Asir, Ade Suryaman, Muh. Saad

 

ABSTRAK

Pengembangan ini bertujuan menyusun rancangan dasar teknik pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya air secara konservatif berdasarkan potensi air, karakteristik sumberdaya lahan, kondisi sosial-ekonomi dan budaya penduduk yang mandiri berbasis wilayah desa. Pendekatan digunakan adalah metode participatory action research (PAR), yang mengutamakan pengkajian, pembelajaran dan aksi melalui pendampingan secara teratur untuk memunculkan partisipasi interaktif masyarakat. Mengumpulkan data sosial-ekonomi-budaya masyarakat melalui focus group dicussion dengan difasilitasi LSM Balang Institut. Analisis diskriptif kualitatif digunakan dalam menggambarkan kondisi lokasi penelitian secara umum, ketersediaan dan kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan dan kebutuhan air untuk kegiatan lainnya. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa penerapan model PAM-BD pada penduduk kampung Senggang telah mendapatkan penyediaan air bersih dari ”sumber air gompa” sebanyak 100.224 liter/hari dan telah melebihi kebutuhan dasar air penduduknya yaitu 2.160 liter/hari. Demikian juga dikampung Babangen sebanyak 69.120 liter/hari pada musim kemarau, melebihi kebutuhan dasar warganya yaitu 2.880 liter/hari. Kebutuhan dasar tersebut mereka peroleh dari kegiatan model PAM-BD yang konservatif, efektif, efisien dan mandiri melalui partisipasi.. Terjadi perubahan persepsi dan kondisi kesejahteraan masyarakat yang bersifat konservatif karena hanya menggunakan satu buah sumber air untuk memenuhi keperluan semua penduduk dibanding sebelumnya yang masing-masing rumah menggunakan banyak sumber air. Disisi lain tingginya tingkat kepercayaan mereka terhadap pendamping dan fasilitator meningkatkan motivasi untuk membangun visi lain yang telah disepakati yaitu menanam jenis pohonan, mengelola kebun dengan sistem konservasi tanah dan air. Dengan kondisi tersebut, motivasi mereka menjadi tinggi untuk mengelola lahan masing-masing dengan menerapkan teknik konservasi tanah secara fisik maupun vegetatif yang dapat meningkatkan produksi lahan kebun dan kelestarian sumberdaya air.

Kata kunci: Kebutuhan penduduk, pengelolaan sumber air konservatif, mandiri, berbasis desa

<center><a href='http://makassar.bsilhk.menlhk.go.id/'>Copyright (c) 2017 BPSILHK Makassar </a></center>