Pelaksana Kegiatan: Hunggul Y.S.H. Nugroho, Hasnawir, La Ode Asier, Muh Saad
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah penduduk berkorelasi langsung terhadap sampah yang dihasilkan. Semakin tinggi jumlah penduduk suatu daerah maka sampah yang dihasilkan juga semakin banyak. Fenomena yang terjadi adalah meningkatnya timbulan sampah dari waktu ke waktu. Terkait dengan persoalan sampah perkotaan, BP2LHK Makassar mencoba menginisiasi model penanganan sampah organik. Model pengelolaan sampah yang ditawarkan adalah pengelolaan sampah organik rumah tangga berbasis kelompok masyarakat/sekolah/kantor. Hasil akhir dari pengolahan sampah adalah meningkatnya kesadaran positif masyarakat dalam penanganan sampah dan berkembangnya urban farming serta ruang terbuka hijau yang tersebar merata di seluruh kota. BP2LHK Makassar berperan mulai dari penciptaan model kampanye pengelolaan sampah, rekayasa alat, rekayasa kelembagaan dan pendampingan pada tahap awal. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model pengelolaan sampah organik rumah tangga berbasis masyarakat untuk pengendalian pencemaran dan pengembangan urban farming. Kesimpulan sementara yang bisa diperoleh adalah : 1) Tiga faktor yang mempengaruhi keberlangsungan pengelolaan sampah yaitu factor alat (mudah, tidak memberatkan, efektif), kesadaran masyarakat/anggota kelompok/pengelola sekolah/kantor untuk menjadikan pengelolaan sampah menjadi suatu kegiatan yang rutin, tidak meberatkan dan menyenangkan, dan adanya kader militan yang siap meluangkan waktu dan tenaganya menjadi penggerak kelompok. , 2) Kandungan hara kompos yang dihasilkan telah memenuhi kriteria kandungan hara kompos organic menurut Badan Standarisasi Nasioanl dan Kementerian Pertanian.