• Home
  • Tentang Balai
    • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian
Log In
Header Image

  • Home
  • Tentang Balai
    • Struktur Organisasi
    • Sumber Daya Manusia
    • Sarana dan Prasarana
      • KHDTK
        • KHDTK Borisallo
        • KHDTK Malili
        • KHDTK Mengkendek
      • Laboratorium Lingkungan
  • Program
    • Arboretum Sahabat Anak (ASA)
    • Zero Waste Community
    • Sinergi KHDTK
  • Instand BPSILHK Makassar
    • NSPK
    • Kegiatan BPSI
      • Seksi Pemantauan
      • Seksi Pengujian

Konservasi Materi Genetik Sukun Sulawesi untuk Mendukung Hutan Rakyat

Konservasi Materi Genetik Sukun Sulawesi untuk Mendukung Hutan Rakyat

Bintarto Wahyu Wardani

I.  PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang

Indonesia pada saat ini mengalami krisis pangan yang diperberat dengan kenyataan bahwa pangan masih didominasi oleh beras dan gandum yang terlanjur dianggap sebagai bahan pangan utama. Sedangkan dalam pemenuhan kebutuhannya sebagian harus diimpor dari luar negeri. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi pangan, maka pembangunan di bidang pangan lebih diarahkan pada terwujudnya sistem ketahanan pangan. Ketahanan pangan dapat terwujud apabila ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau oleh masyarakat serta terwujudnya diversifikasi pangan. Oleh karena itu pembangunan pangan tidak hanya berorientasi pada beras namun juga komoditas strategis lainnya.

Sukun merupakan tanaman dari famili Urticaceae yang berasal dari Pasifik dan Asia tropik. Pemanfaatan sukun sebagai bahan makanan semakin penting semenjak pemerintah mulai melancarkan program diversifikasi pangan. Karena sukun memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi maka sukun memiliki prospek yang bagus sebagai komoditas agroindustri pada masa yang datang.

Tanaman Sukun diketahui mempunyai beberapa varietas dengan macam ukuran buah dan rasa yang berbeda. Dalam suatu provenan diperkirakan sukun mempunyai susunan genotipe yang sama karena pembiakannya dengan cara vegetatif. Sehingga variasi genetik yang terjadi hanya mengandalkan terjadinya mutasi gen akibat adaptasi dengan lingkungan setempat. Untuk itu perlu dibuat kebun konservasi genetik untuk mengoleksi sifat-sifat pohon induk yang superior dari berbagai lokasi dan untuk pengembangan lebih lanjut. Pohon induk yang dipilih adalah pohon yang dominan, tajuk seimbang serta mempunyai produktivitas dan kualitas buah yang baik. Pemilihan pohon induk dalam sukun sangat penting karena sistem regenerasi sukun melalui cara vegetatif sehingga sifat anakan akan sama dengan induknya.

 B.   Tujuan

  1. Mengetahui persen hidup stek akar sukun dari berbagai lokasi penghasil sukun.
  2. Mengetahui variasi pertumbuhan stek akar sukun dari berbagai lokasi penghasil sukun.

 C.   Luaran

Paket informasi pertumbuhan awal dan persen jadi hasil stek akar sukun dari 6 lokasi selama dipersemaian dan terkonservasinya 120 pohon induk sukun Sulawesi.

 II.   METODOLOGI PENELITIAN

A.  Lokasi Penelitian

Pengambilan materi genetik dilakukan di enam tempat yaitu Sulawesi Selatan meliputi : Gowa, Bone, Bulukumba dan Soppeng, Sulawesi Tengah di Kab. Donggala dan Sulawesi Tenggara di Buton. Penelitian konservasi dilakukan di Green House BP2KS untuk kegiatan persemaian.

B.  Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian utama adalah bagian vegetatif  berupa akar dari pohon induk sukun. Untuk setiap pohon induk diambil 30 stek akar. Sedang bahan pembantu yang lain berupa tanah sebagai media, fungisida, kantong plastik dan label. Sedangkan alat penelitian yang dipakai adalah : Haga heksometer, Pita diameter, pH meter, Klinometer, Altimeter, Gunting stek, Mistar, Kaliper dan Peralataan pertanian.

C. Rancangan  Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, yang terdiri atas 6 lokasi dengan 120 pohon induk. Setiap pohon induk dibuat ulangan sebanyak 15 kali.

D. Parameter yang diamati

Parameter yang akan diamati pada penelitian ini adalah : persen hidup, pertumbuhan tinggi dan diameter tunas.

 E. Analisis Data

Data hasil pengamatan dirata-rata, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis varians dari rancangan acak lengkap. Selanjutnya apabila terdapat perbedaan nyata akan dilakukan uji lanjutan jarak Duncan (DMRT).

<<<kembali

<center><a href='http://makassar.bsilhk.menlhk.go.id/'>Copyright (c) 2017 BPSILHK Makassar </a></center>