Konservasi Ex-situ dan Uji Klon Pohon Induk Jati Muna
Budi Santoso
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan tanaman jati di Pulau Muna sampai saat ini masih menggunakan benih yang diambil dari tegakan yang belum diketahui kualitasnya. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas tegakan, telah dilakukan langkah awal dengan penunjukkan pohon plus di pulau Muna. Namun beberapa pohon yang ditunjuk tersebut telah hilang akibat pencurian. Mengingat pentingnya pohon plus sebagai materi dasar pemuliaan, untuk itu diperlukan langkah-langkah penyelamatan terhadap pohon induk yang masih tersisa. Sebagai upaya penyelamatan maka perlu dilakukan konservasi eksitu dengan pembangunan bank klon yang sekaligus dikombinasikan dengan uji klon. Selain itu untuk menguji kinerja masing-masing klon maka materi pertanaman ini dapat digunakan sebagai materi dasar pembuatan kebun pangkas tak teruji dan pembangunan kebun benih klon jati.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum dari kegiatan penelitian ini adalah terkonservasinya pohon induk jati di seluruh Sulawesi, utamanya jati Muna. Sasaran kegiatan penelitian tahun dinas 2005 adalah : (a) terbangunnya pertanaman konesrvasi dan uji klon seluas 2 – 3 ha, dengan jumlah klon 50 – 100 pohon induk; (b) informasi persen tumbuh dan (c) tersajinya data pertumbuhan awal tanaman uji.
C. Luaran
Luaran dari kegiatan penelitian ini adalah pertanaman konservasi genetik dan uji klon pohon induk jati Muna dan kinerja genotipe setiap klon dari pohon induk.
II. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Kegiatan eksplorasi pohon induk dilakukan di Kab. Konawes selatan, Kab. Buton dan Kab. Muna. Pelaksanaan kegiatan persemaian dilakukan di Rumah Kaca Balitbang Kehutanan Sulawesi, sedang kegiatan penanaman dilakukan di KHDTK Malili Luwu Timur Sulawesi Selatan.
B. Bahan dan Peralatan Penelitian
Bahan utama kegiatan penelitian ini adalah klon dari pohon induk hasil eksplorasi seluruh Pulau Sulawesi dan kegiatan persemian tahun 2004. Jumlah klon dari pohon induk yang akan digunakan antara 50 – 100 pohon induk. Bahan pembantu lainnya adalah hormon NAA (Naphtaline Acetic Acid), aquades, alkohol, alumunium foil, pupuk organik, fungisida, herbisida dan insektisida.
Peralatan penelitian yang digunakan adalah : gunting stek, cutter, beker glas, gelas piala, timbangan analitik, kompas, GPS, pH meter, roll meter, tali, alat-alat pertanian dan lain-lain.
C. Rancangan percobaan
Penelitian ini terdiri dari dua kegiatan utama yaitu vegetatif bagian pucuk klon jati di persemaian dan pertanaman konservasi genetik dan uji klon di SPUC Malili seluas 2 ha. Kegiatan stek okulasi klon jati dilakukan dengan rancangan acak lengkap, dengan perlakuan adalah klon dari pohon induk jati. Jumlah klon yang akan distek sebanyak 58 klon, dengan setiap klon minimal akan dibuat 60 ulangan. Penelitian ini diperkirakan selama 3 – 4 bulan, dengan parameter pengamatan adalah ; persen jadi stek, pertumbuhan tinggi dan jumlah daun. Pengamatan akan dilakukan pada akhir kegiatan persemaian.
Kegiatan penanaman klon hasil vegetatif pucuk klon jati menggunakan rancangan acak lengkap berblok, dengan jumlah blok enam buah dan jumlah treeplot setiap blok adalah 3 – 5 tanaman, bentuk plot baris dan yang dijadikan perlakuan dalam adalah adalah klon dari pohon induk. Dasar pengeblokan adalah variasi kelerengan dan diupayakan dalam satu blok homogen. Bentuk pertanaman garis dengan jarak tanam 3 x 3 m. Parameter pengamatan adalah persen hidup, pertumbuhan awal (tinggi dan diameter), data iklim dan data tanah.
D. Analisis Data
Data hasil pengamatan ditabulasi kemudian dirata-rata selanjutnya dilakukan analisis varian dari rancangan acak lengkap untuk penelitian stek pucuk klon jati di persemaian. Sedang kegiatan penanaman menggunakan rancangan acak lengkap berblok. Apabila terjadi perbedaan hasil uji F, maka dilakukan uji lanjutan DMRT (Duncan Multivariet Ring Test).