Pelaksana Kegiatan: M.Kudeng Sallata, Hunggul YSH Nugroho, Ade Suryaman, Muh. Saad
ABSTRAK
Rendahnya persentase air hujan yang terisimpan pada musim hujan utamanya di daerah imbuhan air baku DAS akan mengganggu keseimbangan hidrologi khususnya komponen-komponen penyusun siklus air dalam suatu DAS. Diperlukan terobosan dalam mengembangkan program konservasi lahan dan sumberdaya air secara menyeluruh terkait dengan program-program pemerintah terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pengembangan ini dikembangkan metode fisik-mekanik yaitu sumur resapan dan bentuk metode fisik lainnya seperti teras gulud, mengatur saluran air, untuk mengurangi atau memanen aliran permukaan (runoff) meningkatkan kemampuan tanah meresapkan air (Soil infiltration capacity) dan diharapkan menambah ketersediaan air tanah pada daerah imbuhan air DAS. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan dari hasil penelitian tim peneliti Balai Litbang LHK Makassar tahun 2015 dan 2016 tentang model pengelolaan Sumber daya air (SDA) mandiri berbasis desa” (model PAM-BD). Tujuan pengembangan ini adalah meningkatkan resapan air untuk ketersediaan air baku melalui pembangunan sumur resapan air berbasis kelompok pemukiman dan melakukan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah partisipatif di daerah imbuhan air tanah DAS Perioritas Jeneberang. Luarannya adalah terbangunnya 2(dua) buah sumur resapan air di daerah pemukiman dan terwujudnya peningkatan tutupan hutan dan lahan secara partisipatif dan optimalnya manfaat sumber daya air terhadap masyarakat desa, di daerah imbuhan air tanah pada DAS prioritas jeneberang. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa dengan terbangunnya dua buah sumur resapan dengan kapasitas masing-masing 8 meter kubik dapat meresapkan air atau menambah air tanah sebanyak 201,92 meter kubik dari 35 kejadian hujan dengan tinggi 1583 mm.
Kata kunci: Sumur resapan, aliran permukaan, air tanah.